Bab 8

1130 Kata

Azka benar-benar tak sanggup menahan diri lebih lama di sana. Matanya panas melihat sepasang kekasih yang sedang tertawa bahagia. Meskipun tak dapat mendengar apa yang sedang mereka obrolkan, tapi dari tatapan, tawa dan gesture tubuh menunjukkan ada cinta. Panas. Sesuatu yang tak dapat ditafsirkan secara logika oleh Azka membakar hatinya. Mengikis jarak dari kedua insan yang tengah duduk di teras rumah hingga terhenti di depan pintu mobil. Mata yang tadi menangkap kebahagiaan orang lain kembali menoleh ke gang, geram membuka pintu mobil lalu menutup dengan kasar. Tak hanya itu, pria bermata sedikit sipit itu memukul stir mobil. “CK!” Cemburu? Orang lain akan mengatakan seperti itu. Tapi tidak dengan Azka yang berusaha untuk tetap tak membenarkan kata itu. Pikirannya berusaha dialihkan p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN