Bagian tiga (revisi)

1221 Kata
Pelantikan berakhir pemilihan CEO akan segera di umumkan sekarang. "Kami telah sepakat, jika kami semua memilih bapak Devian Hamished Gressham untuk menjadi CEO " Ujar petinggi di sini. Para insvertor bertepuk tangan dan berdiri lalu membungkuk sedikit setelahnya kembali duduk. Devian tersenyum kikuk ia kemudian bangkit dan membalas membungkuk. "Terima kasih, semoga saya bisa menjalankan tugas ini dengan sebaik- baiknya." Jawab Devian. ** "Apa dia pantas menjadi seorang ceo? Bisik pelan salah satu investor saat pelantikan tadi ke temannya. Kini mereka sekarang jalan berbarengan di belakang Devian. Acara telah berakhir dan para investor dan lainnya sudah keluar dari ruangan tersebut. "Aku tidak tau, sebaiknya kita kerjai saja dia." Balas temannya. Erdogan menengok. "Bagaimana caranya?" Mereka berdua berhenti dan temannya itu berbisik. "Kita adakan pesta kecil- kecilan anggap saja pesta selamat atas jabatannya yang baru." Pendapat dirinya. Erdogan langsung mengelus dagunya dan menganguk. Sepertinya dia mempunyai rencana. "Baiklah. Sekarang mari kita ajak dia minum. Aku punya rencana." Erdogan menarik temannya menuju Devian. Devian mengancing jasnya sambil melangkah keluar tapi tiba- tiba saja dirinya di rangkul oleh orang asing. "Hai teman. Selamat atas jabatan barumu." Seru Erdogan. Devian tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih, saya pamit dulu.'' Kata Devian sambil melepaskan rangkulan dua orang asing itu dan pergi menuju Adrian dan teman- temannya. "Sepertinya gagal." Kata temannya Erdogan sambil melihat Devian menjauh. Erdogan menggeleng pelan. Ia menyapu pandangannya ke Adrian Agatha dan Rendy argumatra dirgantara dan satunya Daniel Prastian. "Sepertinya kita butuh sedikit pemanfaatan dari orang baik- baik seperti mereka. Erdogan melangkah menuju mereka dan tersenyum "Hay... wah senang bisa melihat kalian. Bagaimana kita adakan sedikit pesta minum dan karaoke." Pendapat Erdogan. Rendy langsung tersenyum ramah tapi tidak untuk kedua sahabatnya. Devian menatap Rendy sejenak berfikir lalu beralih ke Erdogan dan Zafir. "Boleh." Jawab Devian kemudian. Sepertinya ia akan memperbanyak teman. Adrian dan Daniel mengangguk. "jam tujuh malam datanglah kesini." Erdogan menjentikan jarinya ke Devian dan ketiga temannya lalu pergi bersama zafir. "Apa kita kenal mereka?" Tanya Adrian. Rendy dan Daniel menggeleng. Devian menengok ke ketiga temannya. "Long time no see, best fire." Devian tersenyum ke kawan- kawan lamanya. Adrian, Rendy dan Daniel saling menengok dan melihat Devian seolah tidak kenal. sebenarnya mereka bersahabat bahkan sejak sekolah SMP tapi setelah SMA dan kuliah mereka pisah kecuali Rendy dan Adrian untuk melanjutkan sekolah. diantara mereka Rendylah yang paling imut, cute dan ramah tidak ada yang lekat di dirinya untuk bersikap dingin, cuek, seperti Adrian yang pendiam, Daniel yang cuek atau Devian yang dingin. ''Emang kita kenal?'' tanya Rendy ngambek, maklum umurnya paling muda. Adrian dan Daniel mengangguk seolah tidak kenal. Devian mengerucutkan bibirnya. "ya... ya gak kenal deh...'' jawab Devian sambil mengibaskan tangannya. ''Kalau gitu jangan menyapa kami,'' Rendy melipat tangannya dan menaikan dagunya angkuh. ''Ayo Best fire kita pergi.'' kata Rendy sambil melangkah pergi. Adrian menahan tawa begitupun dengan Daniel lalu berjalan melewati Devian. Devian berbalik. ''Haaahh, padahal aku kesini untuk memberikan adik bungkusuku coklat belgian...'' kata Devian membuat Rendy terhenti. Rendy sangat menyukai cokelat olahan keluarga Gressham, karena sangat enak. mereka bukan hanya sahabat tetapi saudara, Adrian seperti kaka pertama karena umurnya lebih tua lalu setelah itu Devian dan diikuti Daniel dan terakhir Rendy. Adrian dan Daniel kembali tertawa pelan. ''Aku mau...'' Rendy langsung berbalik dan menghadap ke Devian, matanya berbinar seolah apa yang dia inginkan terwujud ''Maaf, saya gak kenal permisi.'' Devian mengibaskan tangannya lalu pergi. Rendy hanya memanyunkan bibirnya ia tau pasti dia balas dendam, Rendy berbalik dan ikut pergi. mereka berempat melangkah menuju mobil masing- masing dan masuk. mereka akan pulang ke rumah masing- masing dan bersiap untuk pesta nanti malam. jangan di tanya seberapa wanita yang histeris melihat mereka jalan bersama dan di kawal pengawal masing- masing hingga masuk mobil sport hitam milik Devian, merah milik Adriian, biru milik Daniel dan kuning milik Rendy. brummm.... satu persatu mobil mereka jalan meninggalkan halaman hotel tersebut. ** Nai duduk di ruang tengahnya sambil mendengar musik melaui smartphone dan earphone, ia sedang mendengar lagu milik Rihanna- Diamonds. Nai menggoyangkan kepalanya pelan, mengikuti alunan lagu tersebut sambil melihat i********:. ia melihat teman kuliahnya sedang berfoto sambil memeluk pria, Nai hanya menggedikan bahunya lalu mescroll ke bawah hingga ia menemukan foto empat cowok tampan dan diantara situ ia kenal yaitu adalah unclenya tertulis sebuah caption " Apa best fire kembali?'' . Nai melihat pria berjas hitam ia sangat tampan dengan balutan jasnya dan kaca mata, terlihat pria itu saat satu tangannya berada di perut dan satu tangannya lagi membuka pintu mobil. ''Nai, katanya mau ke acara ulang tahun temanmu hm?'' tanya mamah saat mengganti bunga yang sudah layu dengan yang baru. Nai melihat mamahnya dan berfikir, sebenarnya ia tidak ingin pergi. ''Iya mah, nanti malam ujar Nai. ** Malam tiba... Nai mematut dirinya di depan cermin ia nampak menyisir rambutnya lalu diikat asal. setelah cukup ia berdiri dan beranjak pergi. Nai diantar oleh Jello ke sebuah hotel Alexander, setelah sampai di sana ia di sambut oleh Niya, Silvia dan Satimah. mereka bertiga melihat Nai dan tersenyum tentunya bersama pasangan masing- masing kecuali Nai. Nai tidak tersebesit di pikirannya untuk memiliki kekasih karena mustahil ada pria yang mau menerima kekurangannya. kadang Niya, Silvi dan Satimah iba tapi malam ini ia akan memberikan Nai jodoh walaupun dengan cara yang salah. ''Nai...'' panggil Satimah ketika Nai menutup pintu. Nai di rangkul oleh Satimah dan membawanya masuk ke dalam ballroom. setelah sampai Nai hanya diam ambil menikmati suasana, ia duduk di kursi yang di sediakan dan menikmati acara. ''Nai, setelah ini kita karaoke yuk...'' ajak Silvi, Nai menggeleng ia ingin cepat pulang dan tidur. ''Tidak, aku ingin cepat pulang.'' balas Nai dengan bahasa isyarat. Silvi, Satimah dan Niya saling memandang dan tidak menyerah, ia membawa Nai ke tempat karaoke nanti. Acara ulang tahun selesai jam sepuluh malam. Nai dengan sangat mengantuk berjalan bersama ketiga temannya saat melewati kamar hotel dirinya tak sengaja di dorong lalu di kunci. Nai langsung terjatuh ke dalam kamar. ''Apa dia tidak apa- apa?'' tanya Silvi saat Niya mendorong Nai. Niya menggeleng pelan sambil menutup pintu. ''Tidak apa- apa, dia harus begitu, ayolah sekarang kita pulang. tugas kita sudah selesai.'' ujar Niya sambil melangkah pergi flashback Niya adalah adiknya Erdogan. saat Niya bermain tablet kakaknya pulang ke rumah dan duduk di sebelahnya, Erdogan nampak memijit keningnya karena pening. ''Ada apa kak?'' tanya Niya ia menegakan tubuhnya dan melihat sang kakak. Erdogan menengok ''Bisakah kau membantuku? mencarikan seorang wanita untuk menjebak salah satu temanku?'' tanya Erdogan. Niya nampak berfikir. ''Emang kenapa?'' tanya Niya. Erdogan menggeleng ''Tidak ada, jika ada beritahu padaku.'' ''Ada, tapi dia seorang tuna wicara, dia cantik kok kak.'' kata Niya. Erdogan nampak berfikir lalu tersenyum. ''kalau gitu, bantu aku... aku ingin menjebak CEO baru di sebuah perusahaan dan akan membuat drama.'' ujar Erdogan. Niya nampak berfikir sejenak, ia sebenarnya tidak ingin jahat. ''Apa pria itu tampan dan baik? finansialnya bagaimana?'' tanya Niya. Niya tidak ingin Nai mendapatkan pria asal. Niatnya baik untuk mencarikan sahabatnya itu pacar. ''tenang saja, pria itu amat tampan dan kaya. jam tujuh bawa dia ke karaoke.'' ujar Erdogan. Niya hanya mengangguk. ** Niya nampak menuangkan obat tidur di minuman Nai sebelum wanita itu datang, ia hanya memberikannya sedikit rasa kantuk untuk Nai agar tidak menaruh curiga. Niya memang mengajak Nai untuk ke acara ulang tahun satu temannya juga tapi ia tidak tau kalau ada rencana dan kebetulan dengan tempat yang sama. karaoke dan ballroom satu hotel hanya saja berbeda ruangan. tidak jauh hanya perlu menyeberang,
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN