47. Titik Terang

1948 Kata
Melvin paling benci ketika dirinya diremehkan. Ketika dirinya diremehkan dan dianggap tidak bisa melakukan sesuatu, Melvin justru akan semakin ingin membuktikan bahwa dirinya bisa, dan mematahkan pendapat orang itu. Maka, usai Selatan berkata bahwa Melvin hanya akan menjadi beban jika ia sampai ikut anggota Kahraman untuk membuntuti Lea, yang dia lakukan justru masuk ke dalam mini bus yang akan digunakan oleh anggota Kahraman tanpa persetujuan Lea dan Selatan. Ia langsung duduk di dalam mobil itu, berada di antara anggota Kahraman lain yang sudah siap di dalam mobil. Apa yang Melvin lakukan itu tentu saja sukses membuat Selatan kesal, sementara Lea tidak bisa berkata apa-apa lagi karena ia tahu bisa sekeras kepala apa suaminya itu. Jika sudah memantapkan hati pada sebuah pilihan, akan sangat sulit untuk mengubah keputusan Melvin. "Kalau dia sampai mati, aku nggak akan tanggung jawab." Hanya itu yang akhirnya dikatakan Selatan pada Lea, sebelum dirinya ikut masuk ke dalam mobil dengan rasa marah terhadap Melvin. Sementara itu, Lea hanya bisa menghembuskan napas, lalu masuk ke dalam mobilnya sendiri. Tidak lama kemudian, mobil yang dikendarai oleh Lea sudah melenggang pergi meninggalkan rumah, lalu disusul oleh mobil berisi para anggota Kahraman dan Melvin yang mengikuti dengan jarak yang cukup jauh setelahnya. *** Tidak banyak yang Melvin ketahui tentang Selatan, kecuali tentang laki-laki itu yang mengetuai Kahraman, statusnya sebagai mantan pacar Lea, dan kini merupakan tunangan dari Poppy, serta Selatan yang merupakan tangan kanan dari Hermadi Sadajiwa. Selain itu, masih banyak misteri tentang Selatan yang tidak diketahuinya. Terutama soal Selatan yang pernah dilihatnya dalam keadaan berdarah-darah di area kebun teh kediaman keluarga Sadajiwa waktu itu. Yang pasti terlihat, Selatan merupakan salah satu anggota terkuat Kahraman. Dan ia tidak menyukai Melvin. Alasannya cukup jelas, Melvin telah menikahi orang yang dicintainya. "Kalau nanti terjadi sesuatu sama Lea dan kami semua harus beraksi, lo mending diem dan sembunyi aja di mobil. Jangan sampe ada yang tau kalau lo ada di mobil ini, karena kami nggak butuh beban tambahan dengan kewajiban harus melindungi lo juga." Selatan bilang begitu pada Melvin tidak lama setelah mobil yang mereka naiki melaju. Meski Selatan duduk di kursi penumpang depan dan tidak menoleh ke belakang sama sekali ketika mengatakan itu, tapi jelas sekali dia bicara pada Melvin yang ada di kursi penumpang belakang, duduk diapit dua anggota Kahraman yang lain.  Melvin sungguh tidak suka dengan cara Selatan bicara padanya. Pria itu seolah bicara dengan seorang anak bawang. Dan Melvin lah yang dianggapnya sebagai anak bawang. Bohong kalau Melvin bilang dia tidak tersinggung dengan perkataan Selatan itu. "Do you think I can't fight?" Balas Melvin dingin. Selatan tertawa sinis. "Kalau memang bisa, bukannya kami nggak perlu ngelindungin lo setiap hari?" Melvin balas tertawa dengan cara yang sama. "Bukannya tugas kalian memang itu? Lagi pula, kalian juga nggak ngelakuin ini secara cuma-cuma, kan? Lo dibayar buat ini, so just shut the f**k up." "What a jerk." Tentu saja Melvin masih bisa mendengar gumaman Selatan itu dengan jelas. "Gue tau kenapa lo kelihatannya benci banget sama gue. Apa perlu gue sebutin dengan keras supaya semua orang di mobil ini juga tau?" Melvin bisa merasakan anggota Kahraman yang lain di dalam mobil itu jadi berpandangan. Sedari tadi, mereka hanya diam sementara Melvin dan Selatan menunjukkan rasa tidak suka untuk satu sama lain. Selatan pun akhirnya terdiam dan hanya bisa berdecak tidak suka. Ia paham apa yang dikatakan oleh Melvin, dan ia pun tidak ingin rahasia hubungannya dan Lea diketahui oleh yang lain. *** Sementara itu, di mobilnya Lea menyetir dengan posisi siaga dan was-was. Ia terus memeriksa spion mobilnya secara berkala untuk melihat apakah dirinya diikuti. Dan setelah berkendara cukup lama, Lea pun sadar bahwa sedari ia keluar rumah, ada sebuah mobil hitam yang mengikutinya. Terus menjaga jarak agar mobilnya dekat dengan mobil Lea. Begitu dirinya merasa pasti bahwa mobil itu mengikutinya, Lea tidak bisa menahan senyum. Pancingan mereka ternyata berhasil. "Ada mobil Rush hitam yang ngikutin mobilku dari tadi. Aku bakal pancing mereka ke jalan yang sepi." Lea bicara pada mobil anggota Kahraman yang jauh di belakangnya. Sambungan komunikasi mereka tidak terputus sama sekali sedari awal Lea pergi meninggalkan rumah hingga sekarang, agar ia bisa langsung mengabari mereka jika terjadi sesuatu. "Noted." Suara Selatan terdengar di earpiece yang terpasang di telinga Lea. Sebenarnya, Lea ingin bertanya mengenai Melvin, namun ia rasa itu bukan keputusan yang tepat karena bisa saja membuat suasana hati Selatan jadi memburuk. Sehingga ia pun memilih untuk tidak bertanya apapun mengenai suaminya itu dan mengarahkan mobilnya ke jalan tikus yang sepi dan meminta Selatan untuk terus mengikuti lokasinya lewat GPS. Sudah sering bolak-balik dari Jakarta menuju rumah keluarganya, serta statusnya sebagai anggota Kahraman, membuat Lea mengetahui banyak jalan alternatif untuk sampai ke rumahnya. Mulai dari jalanan paling padat hingga jalanan tikus yang jarang dilewati oleh orang-orang. Dan kali ini, Lea memilih jalan tikus itu. Tidak butuh lama hingga jalanan yang semula ramai, berubah jadi jalanan sepi yang diapit oleh pepohonan di kanan kiri. Jalanan yang dilewati itu bisa dibilang kecil dan hanya muat dilalui dua mobil, itu pun pas-pasan. Jalanan ini jarang dilalui oleh pengendara lain karena memang kondisinya yang sepi dan jalanannya tidak terlau mulus karena banyak dihiasi lubang di sana-sini. Orang-orang tentu saja lebih memilih jalanan yang lebih bagus. Dan begitu Lea memasuki kawasan jalanan yang sepi ini, semakin terlihat jelas bahwa mobil hitam itu memang mengikutinya. Ketika Lea menambah laju mobilnya, mobil hitam itu juga ikut melakukan hal yang sama. Dan ketika Lea mengurangi laju mobilnya, mobil hitam itu tidak melakukan hal yang sama, melainkan semakin menambah laju mobilnya hingga bisa menyalip mobil Lea. "Mereka udah menghadang mobilku." Itu yang terakhir kali disampaikan oleh Lea pada Selatan sebelum dirinya menginjak rem karena mobil hitam itu sudah memblokir jalanan di depan sehingga Lea tidak akan bisa lewat lagi. "Mereka ada berapa orang?" Lea tidak langsung menjawab pertanyaan Selatan itu dan terlebih dahulu menunggu hingga orang-orang dari mobil itu keluar. Dua dari pintu depan dan dua dari pintu belakang. Mereka semua memakai topeng sehingga wajah mereka tidak terlihat. "Empat. Mereka udah mau nangkap aku." "We'll be there in a minute." Lea tidak sempat menjawab Selatan lagi karena empat orang bertopeng itu sudah mencapai mobilnya. Jika orang lain ada di posisi Lea sekarang, mereka pasti akan sangat ketakutan. Namun, Lea masih bisa tetap bersikap tenang, dan sama sekali tidak takut dengan keempat orang bertopeng yang datang dengan mengacungkan senjata ke arahnya, dan kini sedang menggedor-gedor mobilnya untuk menyuruh Lea turun. Lea hanya meringis dan mengelak untuk melindungi wajahnya ketika salah satu dari mereka memecahkan kaca mobilnya. Lalu, secara paksa membuka pintu mobil Lea, dan menariknya untuk keluar dari sana. Meski Lea memiliki ilmu bela diri yang baik, tapi jika harus melawan empat lelaki bertopeng dengan tubuh kekar itu, Lea tetap akan kalah telak. Jadi, ia hanya diam saja ketika dua di antara mereka memegangi tubuhnya, dan membuatnya tidak bisa bergerak kemana-mana, sementara satu orang menodongkan senjata padanya, dan satu orang lagi memerhatikan sekitar. Orang-orang itu memegangi Lea dengan erat dan menarik Lea untuk ikut ke mobil mereka. "Jangan melawan kalau tidak mau nyawamu melayang." Oh, rasanya Lea sangat ingin tertawa begitu mendengar salah satu dari mereka bicara begitu. *** Ketegangan Melvin sudah bertambah hingga ke batas maksimal ketika ia mendengar suara Lea lewat speaker mobil dan memberitahu mereka bahwa ada sebuah mobil yang mengikutinya. Selatan memang sengaja menyambungkan komunikasinya dan Lea ke speaker mobil agar semua yang ada di dalam mobil bisa ikut mendengar yang Lea sampaikan, supaya ia tidak perlu menjelaskan dua kali. Di saat Melvin tegang dan gelisah sendiri, Lea justru masih terdengar tenang. Begitu pun dengan anggota Kahraman yang ada di dalam mobil. Mereka memang awas dengan keadaan sekitar, namun tidak nampak gelisah sama sekali, karena sudah tahu apa yang harus mereka lakukan nantinya. Bahkan, setelah Lea bilang bahwa ada empat orang yang hendak menangkapnya, Selatan tidak memberi instruksi apa pun pada anggotanya. Namun, Melvin melihat sendiri bagaimana sang supir semakin menambah kecepatan laju mobil, sementara anggota yang lain termasuk Selatan, mempersiapkan senjata mereka masing-masing. Kesigapan mereka yang tanpa banyak bicara pun membuktikan bahwa mereka semua sudah sangat terlatih, dan sudah sangat terbiasa menghadapi hal-hal semacam ini. "Inget ya, lo diem di sini." Selatan terlebih dahulu memperingatkan Melvin, sebelum mobil mereka berbelok, dan di depan terlihat dua mobil yang tengah berhenti. Melvin menahan napas begitu ia melihat ke depan dan menyaksikan Lea yang sudah dikepung oleh empat orang, dan dipaksa untuk ikut ke mobil mereka. Sedetik setelah mobil mereka berhenti, Selatan langsung membuka jendela mobilnya dan melayangkan tembakan pada salah satu dari empat orang yang sedang mencoba membawa Lea pergi. Melvin nyaris berteriak karena tembakan Selatan itu ditujukannya pada orang yang memegangi Lea. "Lo hampir aja nembak Lea!" Seru Melvin marah. Selatan berdecak. "Nggak usah banyak bacot. Asal lo tau, gue penembak terbaik di antara semua anggota Kahraman lain. And see? I just free your wife." Melvin hanya diam karena yang dikatakan oleh Selatan memang benar. Tembakannya tadi berhasil mengenai lengan dari orang yang memegangi Lea, membuat keempat orang itu terkejut dengan serangan tiba-tiba yang mereka dapat, yang mana hal itu memberi kesempatan bagi Lea untuk bisa membebaskan diri dari mereka. Melvin pun tidak berkesempatan untuk bilang apa-apa lagi, karena kini semua anggota Kahraman sudah berbondong-bondong keluar dari dalam mobil. Tanpa rasa takut sama sekali, mereka maju untuk menyerang orang-orang itu. Baku tembak pun terjadi dan Melvin hanya bisa mematung ngeri di dalam mobil dan melihat apa yang terjadi di depan. Menuruti perkataan Selatan, ia sama sekali tidak keluar dari mobil dan hanya memfokuskan tatapannya pada Lea. Rasanya Melvin ingin menarik Lea untuk masuk ke dalam mobil bersamanya karena takut sesuatu yang buruk terjadi pada perempuan itu. Namun, Lea sudah tidak lagi bersikap pura-pura lemah karena anggota Kahraman yang lain sudah datang untuk membantunya. Lea ikut membantu para anggota Kahraman untuk melumpuhkan para penjahat itu. Dengan kemampuan bela dirinya, Lea berhasil menumbangkan salah satu pria bertopeng yang tadi menangkapnya, menodongkan senjata pada pria itu sehingga rekan-rekannya tidak berani macam-macam untuk melakukan sesuatu pada Lea. Tapi, mereka juga tidak bisa melakukan apa-apa karena kewalahan menghadapi serangan dari Selatan dan yang lain, karena mereka kalah jumlah. Akhirnya, Melvin bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Kahraman beraksi dalam menjalankan tugas mereka. Melihat betapa kuat dan profesionalnya mereka semua, termasuk Lea yang terlihat lebih tangguh daripada kejadian di parkiran waktu itu. Mungkin karena sekarang Lea fully armed, seperti anggota Kahraman yang lain. Melvin benar-benar terkejut ketika pria yang ditodongkan senjata oleh Lea tiba-tiba saja ingin melawan dengan melayangkan pisau ke arah Lea. Pisau itu sepertinya berhasil mengenai betis Lea, tapi tanpa ragu, Lea membalas dengan memberi tembakan di tangan dan betis laki-laki itu. Perlu Melvin akui, she is such a badass for doing that. Lea jadi terlihat begitu powerful, sekaligus mengerikan. Tidak butuh waktu lama, para anggota Kahraman berhasil melumpuhkan keempat pria bertopeng itu. Setelah salah satu anggota Kahraman telah memegangi pria yang telah dilumpuhkan oleh Lea, Melvin melihat Selatan membuka topeng keempat orang itu satu per satu. Karena merasa situasinya sudah aman, Melvin pun memutuskan untuk keluar dari mobil dan menghampiri mereka untuk melihat para pelaku yang kini sudah diikat dan siap untuk dibawa pergi. Lea dan Selatan terlihat sedang mengobrol serius ketika Melvin sudah tiba di dekat mereka. Melvin langsung melirik ke arah pelaku yang tidak ada satu pun wajahnya yang dia kenali. Sementara itu, melihat Melvin mendekat, Lea langsung menoleh padanya. Melvin hendak menanyakan tentang kondisi Lea yang tadi sempat terkena pisau. Tetapi, Lea sudah mendahuluinya bicara. "Sekarang kami sudah tahu organisasi apa yang sudah disewa pelaku untuk macam-macam dengan keluarga kamu." Melvin terlalu terkejut untuk langsung merespon dengan kata-kata. Agak tidak menyangka jika lewat misi tadi, tidak hanya mengonfirmasi kecurigaan Melvin bahwa sang pelaku merupakan salah satu tamu di pestanya tempo hari, mereka juga mendapat sebuah titik terang yang bisa membuktikan siapa pelakunya.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN