Seperti biasa menjelang siang aku bersama kedua sahabat kembar ini mencari makan siang, jangan lupakan pria Arab yang tak punya kerjaan ikut membuntuti. Jadilah kami kemana-mana nyaris sering berempat. Kedai bakso tempo hari kembali menjadi pilihan. Ibrahim memilih duduk di dekatku, dia terus menatap dengan tatapan menggoda. Sesekali dia kembali mengajakku menjadi kekasihnya, tapi tak kuindahkan. "Ayolah, Queen! Aku benar-benar jatuh cinta sama kamu, bahkan rasanya sudah terlalu dalam!" rengeknya bak anak kecil minta jajan. "Lebay deh kamu, Baim!" balasku acuh tak acuh. "Eh, tapi, Queen. Bener deh, kamu gak tertarik sama Baim?" Nadia ikut bertanya. Aku melirik Baim sekilas dia tampak bangga mendapatkan pembelaan dari Nadia. "Enggak! Eh, entah belum." "Padahal orang-orang pada rebut