24

1285 Kata

"Ini semua pasti gara-gara kamu kan?" Aku menarik Tari masuk ke kamar. "Jangan asal tuduh!" protesnya. "Lalu? Kau pikir aku gak tahu siapa kamu, bagaimana kelakuanmu?" "Cih! Tinggalkan Iqbal! Aku gak suka kamu nempel-nempel sama dia!" "Siapa kamu? Apa urusannya?" "Kamu yakin lebih memilih Iqbal dari pada Ningsih? Padahal kayaknya Ningsih udah baik banget sama kamu. Kok, gak tau malu gitu, ya?" "Tau apa kamu! Aku yakin Ningsih akan lebih percaya padaku. Lihat saja nanti!" "Ya, silahkan! Nyatanya Ningsih udah terpengaruh tuh." Ingin kujambak rambut wanita di depanku ini. Tak kusangka dibalik wajah imutnya yang terkesan polos ada hati licik yang berbuat sesuatu yang buruk. Namun, kutahan. Jangan sampai terjadi kegaduhan padahal aku masih baru di sini. Dia pergi dengan meninggalkan s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN