... "Dengar ya, gak ada lagi yang bisa nolongin kamu, Ra. Semuanya sudah berakhir sekarang! Kamu sudah tamat!" Dia menyentakkan kepalaku kebelakang. Saat itulah, kalung yang dikenakannya, jatuh menggantung. Aku pun segera menarik kalung itu keras-keras, sehingga dia terjatuh menimpaku. Cengkeraman tangannya di kain mukena pun terlepas. "Aw!" Tidak membuang kesempatan, aku bergerak bangun lalu berbalik mengunci lengan Enny. Kujambak juga rambutnya. Hingga dia berteriak kesakitan. Sungguh. Enny kali ini sudah keterlaluan. Aku mengabaikan nyeri di kaki dan kemudian menjambak ya lebih keras. "Kamu.... Memang licik!" umpatnya, saat kukunci lengan Enny yang sedang tengkurap di kasur. Kemudian dari luar berbondong-bondong orang-orang datang termasuk Tante Hannah dan Pak Mamat. Mereka memi