Aku menghela napas berat, begitu juga bang Ejik. Seolah kami sama-sama sedang melepas penat yang teramat sangat. Lelah hati, jauh lebih menguras energi dibandingkan lelah fisik. "Bang, boleh nggak Nora jujur?" kataku kemudian. "Iya, tentu saja. Kenapa?" Bang Ejik kembali berbalik menghadapku. "Nora ... sebenarnya ... emm ... Nora ada sedikit masalah dengan Bang Dion," aku pun mengaku. "Teruskan!" Bang Ejik kembali duduk di sebelahku, dan akmi memandang arah yang sama. Bangku di kantin ini, adalah favorit kami. Letaknya ada di pojokan, denga View jalan kampus ke parkiran. "Nora ... Bang Dion menawarkan sejumlah uang, agar Nora menggagalkan terpilihnya Kak Yo sebagai Presiden utama. Nora sudah berusaha menolak. Tapi Bang Dion mengancam akan menyebarkan foto-foto Nora dan Kak Yo, wakt