Behind The Truth

1878 Kata

... Belum juga kami sampai di ujung tangga lantai tiga, terlihat Bang Ejik dan Nita hendak turun. "Balik, baliiiikk!" bisikku setengah menyeret Eni untuk turun. Kami pun setengah melayang melompati tangga dua-dua hingga akhirnya berlari menuju rak-rak buku terdekat untuk bersembunyi. Semoga saja mereka tidak melihat aku dan Tutik. "Dih, gini amat Ra, ngos-ngosan aku," bisik Tutik. "Ppssst!" hanya itu yang kukatakan. Aku masih mengawasi Bang ejik dan Nita yang turun dari tangga, dari sela-sela buku di rak.. Yaps aman, mereka nggak melihat ke arah sini. Syukurlah bisa mengintai dengan tenang. Begitu Bang Ejik dan Anita berbelok turun ke.lantai satu, aku dan Tutik kembali membuntuti mereka. Sayang, mereka gak langsung ke luar dan masih nongkrong di depan tangga tempat foto kopi "Ji

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN