... "Mbak, semuanya lima belas ribu," kata Si bapak penjual. "Oh, makasih Pak," Bang Ejik yang kemudian mengulurkan uang dua puluh ribuan. "Eh, sejak kapan ke sini?" tanyaku kaget. Kok bisa dia tiba-tiba di sebelah. "Sejak kamu ngelamun ngeliatin kelapa-kelapa itu, dan nggak nyahut dipanggil-panggil Penjualnya dari tadi," kata Bang Ejik. "Eh, maaf pak," kataku. Si bapak penjual cuma tersenyum seraya mengembalikan sisa uang yang diberikan Bang Ejik. "Kamu bawa satu aja, biar aku yang bawa dua," kata Bang Ejik. "Iya," jawabku seraya menerima satu butir kelapa yang telah dilubangi dan diberi sedotan. "Gimana kabarmu?" tanya Bang Ejik saatbkami menunggu dua butir kelapa lagi untuk dilubangi. "Alhamdulillah baik," jawabku. Mendadak Bang Ejik menyentuh keningku dengan punggung tan