LIMA BELAS

1441 Kata

Seseorang sedang memainkan api. "Aku sayang sama kamu, Bel," bisik Ale sekali lagi. Abel mengerjap. Apakah Tuhan sedang memutar volume dan menambahkan kecepatan detak jantungnya? Abel sampai takut kalau Ale bisa mendengarnya. Bahkan wajahnya pun bersemu. Abel menangkup dua pipinya sendiri sambil bilang, "Mataharinya panas banget." Ale terkekeh. Ia menjawil hidung Abel, lalu berdiri. "Ke kelas gih, besok-besok normalin lagi warna rambutnya." "Mau bolos aja." "Kamu bisa gak naik kelas." "Yang penting bisa naik ke badan kamu." "Heh!" Ale menyentil kening Abel. Tanpa disadari perbincangan mereka sudah tak lagi menyebut lo-gue. Kemudian Ale memasukan tangannya ke saku, ia masih berdiri menunggu Abel yang harusnya pergi lebih dulu. "Sendirinya juga gak masuk kelas, kan?" sinis Abel, me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN