"Beneran nggak mau jadi pacar aku?" tanya Juna menggoda. "Ntar nangis lagi kalo liat aku sama cewek lain." Diva cemberut, bibirnya mengerucut. Juna mengingatkannya pada kejadian beberapa hari yang lalu, saat dia melihat Juna bersama gadis menyebalkan itu. Rasa sangat kesal. Apalagi kalau ingat bagaimana cara mereka berciuman dan Juna yang mengusap bibirnya yang dipenuhi air liur gadis itu. Itu sangat menjijikkan. Dia masih ingin bagaimana rakusnya gadis itu menciumi Juna, seolah ingin memakannya. Diva menggeliat. Juna yang melihat tingkah Diva langsung kembali memeluknya, menyembunyikan wajah gadis itu di dadanya. Juna tahu apa yang dipikirkan Diva saat ini. "Jangan mikir yang nggak-nggak!" pinta Juna sambil menumpukan dagu di puncak kepala Diva. "Jangankan kamu, aku juga jijik kalo i