Devan kembali ke apartemen tepat pukul 01.00. Ia menekan pasword pintu apartemennya, lalu membuka pintu dan masuk ke dalam apartemen. Ia melihat lampu utama telah padam, tentu saja lampu utama telah dimatikan oleh Olivia, itu pertanda Olivia sudah tidur. Devan langsung melangkah menuju kamarnya, melihat Olivia yang tengah tertidur lelap. Bahkan Olivia masih menggunakan pakaian yang tadi dipakainya. Merasa sangat bersalah itu pasti. Tapi, dirinya juga tak bisa menolak saat sahabatnya meminta bantuan padanya. Tapi, pertemuannya dengan Emir malah membuat nyeri ulu hatinya. Apalagi saat sahabatnya itu dengan mantap ingin mengejar cinta Olivia, istrinya. Bahkan berniat untuk menjadikan Olivia sebagai satu-satunya wanita dalam hidupnya. Devan menghela nafas kasar. “Vi. Kenapa Emir juga