MATA Kinanti terbuka. Pikirannya langsung ingat pada sesuatu….heeeeeeyyyy… lari pagi! Bangkit dari tempat tidur. Jam yang nemplok di dinding, menunjukkan pukul tiga kurang beberapa menit. Dia memaksa memelototkan matanya mengamati lagi. Benar alias tak salah. Pukul tiga kurang beratus-ratus detik. Wah, masih lama. Sedangkan dia sudah janjian sama Diani dan Nayla jam lima. Mau tidur lagi, takut keterusan. Nanti malah bangun pukul tujuh. Kinanti ke luar rumah untuk lebih meyakinkan. Menatap ke atas. Langit biru dan bersih. Terang. Tak mungkin belum jam tiga, ia tak percaya. Paling hampir jam lima pagi. Sepertinya itu jam ngaco, pikirnya. Mau nengok jam lain, itu jam satu-satunya yang masih eksis di dalam rumah. Mau mandi, takut tak keburu. Nanti Diani dan Nayla marah karena ia datang tela