“KIN… aku sengaja mau ngobrol sama kamu soal Dio,” Firda memulai membuat d**a Kinanti berdegup. Nama itu kembali didengarnya. Setiap kali nama itu didengar, setiap itu juga dadanya berdegup. Sebenarnya dia pun bingung, mengapa saat dia merasa senang saban bersua Pak Rama, tapi di waktu lain dia teringat Dio. “Dio?” Kinanti meyakinkan pendengarannya. Firda mengangguk. “Aku ketemu dia, Kin.” Kinanti kaget tak menyangka. “Ko kamu tahu itu Dio?” “Awalnya gak lah…” “Gimana Fir?” Kinanti duduk bergeser mendekati Firda. Dia sangat ingin tahu kabar cowok itu. Lama sudah tak mendengar. Dia pun sudah lama tak keluar malam. Sejak dirinya rajin belajar maka menghilangkan kebiasaan buruk itu. “Dia keponakan Om Agus… temennya tanteku,” kata Firda. “Lalu kami kenalan, nah di situ aku tahu kalo itu