MALAM bergerak lamban. Rama berbaring di tempat tidur. Dengan mata terpejam. Namun dia tidak tidur. Ruang kamar dibiarkan menyala. Kendati dia pun bisa tidur dalam ruangan yang terang. Namun kali ini tidak. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sebelas. Belum juga rasa kantuk itu menyerangnya. Dia teringat dengan Kinanti. Wajah perempuan itu terbayang-bayang di pelupuk matanya. Rama sangat ingin bersua Kinanti. Beberapa jam lalu tepatnya pukul dua puluh, dia dan Hilmi datang ke warung tenda di pekarangan rumah Mirna. Cuaca cerah. Di sana, Rama dan Hilmi duduk menikmati mi ayam dan segelas minuman hangat. Sembari ditemani alunan musik lembut yang disediakan di sana. Pengunjungnya silih berganti. Datang dan pergi. Rama dan Hilmi bertahan. Hilmi tidak tahu bila Rama datang ke situ bukan sek