bc

Mendadak Cinta

book_age16+
66
IKUTI
1.6K
BACA
billionaire
family
HE
love after marriage
fated
heir/heiress
sweet
bxg
detective
like
intro-logo
Uraian

Kirana tak menyangka malam itu menjadi awal perubahan sempurna dalam hidupnya, mulai memergoki sang kekasih bergumul mesra penuh gairah dengan sahabat baiknya, lalu dia memaksa seorang pria yang lebih muda darinya untuk bergumul dengannya karena emosi dan ingin membalas apa yang sudah dilakukan sang kekasih.Apa yang akan terjadi selanjutnya dalam hidup Kirana?Siapa pemuda yang ia paksa?Bagaimana dengan sahabat dan kekasihnya?Cerita selengkapnya simak dalam Kisah Cinta Romantis MENDADAK CINTA By MIRASTORY

chap-preview
Pratinjau gratis
1 - Malam yang tak Terduga
Bab 1 - Malam yang tak Terduga “Ah, emh, enak banget Luk,” terdengar suara desahan manja seorang wanita dari dalam sebuah kamar apartemen. “Engh, kamu luar biasa,” suara pria menyahuti. Tangan yang sedang menenteng paper bag itu gemetar. Dengan sangat hati-hati, dia mendorong pintu kamar yang mengeluarkan suara-suara aneh yang dia hafal, suara itu milik siapa. Milik Sherina, sahabatnya. Dia hanya berharap agar dugaannya salah. Beberapa kali, dia menggelengkan kepala. Brakk, pintu terbuka lebar. Awalnya hendak membuka sedikit. Tapi, karena gugup dan cemas, malah terbuka selebar pintu itu bisa. Paper bag yang dipegangnya terjatuh. Kedua telapak tangannya refleks menutup mulutnya yang terbuka lebar, saking terkejutnya. Tampak seorang wanita rambut panjang terurai yang lembab karena keringat sedang duduk di atas paha seorang pria, dengan goyangan mautnya. Sementara si pria, tampak memainkan buah mangga wanita itu yang ukurannya tidak terlalu besar dengan penuh semangat. Matanya merem melek dengan mulut terbuka karena keenakan. “Sialan mereka!” gumamnya dengan lutut yang terasa lemas, dan otaknya bleng mendadak. “Hah,” keduanya sontak menoleh saat mendengar suara pintu kamar yang terbuka. Si wanita langsung memeluk si pria dengan erat, raut wajah mereka terlihat cemas. Sebelumnya, “Nggak nyangka, Aku sama Luki udah tiga tahun pacaran,” ucap Kirana, seorang wanita cantik natural dengan rambut pendek sebahu, dan kulit kuning langsat. Bibirnya mungil dengan hidung mancung dan mata bulat yang memiliki bulu mata panjang dan lentik. Bibirnya tersenyum lebar, dia memutuskan untuk memberi hadiah untuk pacarnya, Luki. Sepulang dari tempat kerjanya, yaitu Winda bakery, dia pun langsung menuju pusat perbelanjaan. Membeli sebuah kemeja warna biru laut kesukaan Luki. Melangkahkan kaki dengan pasti hendak menuju ke apartemen sang kekasih. Dia memakai jasa taksi online untuk sampai ke sana. “Selamat untuk hari jadi kita,” gumamnya dengan bibir tersenyum lebar. Saat di tengah perjalanan, eh taksinya malah mogok. “Neng mogok, tidak tahu kenapa,” dengan tak enak hati, Sopir taksi itu pun meminta Kirana turun, dan naik taksi lain. “Loh, gimana dong? Mana ini sudah jam tujuh malam,” kesal Kirana. “Mau bagaimana lagi.” Pak sopir garuk-garuk kepala. Kirana cemberut. “Nggak usah bayar deh,” lanjut Pak sopir. “Eh, memang seharusnya begitu sih,” dan Kirana langsung turun hendak mencari mobil lain. Tapi, setelah dipikir-pikir kasihan juga kalau gratis. Pak sopir mungkin punya keluarga yang harus dinafkahi, pikirnya. Akhirnya, dia kembali menghampiri dan membayar separuh. “Aduh terimakasih Neng, padahal nggak usah,” dengan malu Pak sopir menerimanya. “Oh gitu ya, ya sudah nggak jadi,” dengan nada serius Kirana berkata, padahal cuma bercanda saja. “Eh, kok gitu. Sini-sini, saya terima, hehehe,” takut diambil lagi uangnya, Pak sopir sudah panik. “Ish, makanya nggak usah pura-pura segala,” kekeh Kirana. Setelahnya, dia beruntung ada ojek lewat. “Ojek ya mas?” karena melihat pake jaket ojol. “Iya Neng, mau naik ojek. Tapi, belum order loh?” tanya mamang ojol itu. “Matikan saja aplikasinya, gimana?” Kirana memberikan tawaran. Mamang ojol tampak berpikir, tapi hari ini sangat sepi. Dari pagi sampai sekarang hanya baru dapat dua penumpang saja. “Bagaimana?” tanya Kirana kembali. “Boleh deh, tapi agak mahal?” ujar Mamang ojol. “Enggak apa yang penting sampai,” sahut Kirana sambil melihat arloji hadiah dari Luki, yang bertengger di pergelangan tangan kirinya. Akhirnya, mereka berhasil nego harga dan mulai menuju ke apartemen Luki. Tinggal seperempat perjalanan lagi, eh ban motornya mogok. “Mang ada apa? Kok jalannya endut endutan?” tanya Kirana. Cekiit, motor berhenti. “Bocor ban depannya Neng.” Akhirnya, Kirana turun. Mang ojol mau nyari tambal ban dulu, katanya jarak tempat tambal ban cukup jauh dari tempat ini. “Ah sial sekali hari ini, masa udah dua kali kendaraan yang aku naiki mogok sih? Kenapa ya? Apa alam tidak merestui aku datang ke apartemen Luki hati ini? Ah mitos!” gumamnya. Karena gumamannya agak keras, maka Mamang ojol bisa mendengarnya. “Neng lebih baik pulang lagi, sepertinya ada sesuatu yang tidak baik di tempat tujuan Neng,” ucap Mamang ojol. “Eh, mitos mang mitos. Nanti kalau udah tiga kali sial baru saya percaya,” sahut Kirana. Brem brem Terdengar suara motor dengan knalpot yang suaranya keras. Byur Ada lobang kecil di jalan yang tergenang air, dan kebetulan terlindas motor itu. Sehingga, airnya nyiprat ke baju Kirana cukup banyak. “Sial, dasar berandalan!” maki Kirana, dia memperhatikan plat nomor motor tersebut. “Kubalas kau suatu hari nanti!” lanjutnya memekik. Tapi, pengendara motor itu tak peduli. Malah terus lanjut. Semakin lengkaplah penderitaan Kirana hari ini. Mamang ojol tampak iba. “Neng sudah tiga kali sial loh,” ujarnya. “Ah mang udah nggak usah dibahas,” lalu membayar sebagian dan pergi. Dia memutuskan jalan kaki saja, toh jaraknya sudah lumayan dekat. Sepuluh menit berjalan, dugaannya akan tiba di apartemen Luki. Sekalian ikut mandi, niatnya. Sesampainya di depan pintu apartemen Luki. Dia segera menekan pin, yang sudah dia tahu selama ini. Tet tet tet tet Pintu terbuka. Bibirnya tersenyum lebar, tapi kenapa perasaannya tidak nyaman. Dia terkejut saat melihat ceceran pakaian wanita dan pria di atas sofa di ruang utama apartemen, bahkan lengkap dengan pakaian dalamnya. “Ada apa ini?” dadanya mulai terasa sesak. “Ini pasti prank, dia tau aku akan datang. Jadi sengaja berbuat seperti ini,” tapi matanya berkaca-kaca, hatinya tak bisa dibohongi. Begitu takut, cemas dan penuh dugaan. Kakinya melangkah dengan lambat menuju ke kamar Luki, yang dia sudah hafal di mana. Karena sudah sering datang ke tempat ini. Berdiri mematung menatap pintu kamar yang terdengar suara-suara desahan yang membuat telinganya sakit. Dan dugaannya benar, kekasihnya sedang berkhianat. Lebih parahnya dengan sahabatnya sendiri. Menatap mereka yang saling menikmati dengan penuh gairah. “Luk,” bisik Serina tepat di telinga pria itu saat melihat Kirana menatap mereka dengan penuh kemarahan dan kekecewaan di ambang pintu, namun tak ada air mata setetes pun yang keluar. “Kiran!” Luki diam dan memeluk punggung selingkuhannya itu dengan raut terkejut. “Lanjutkan tanggung!” ucap Kirana dengan tajam, lalu melemparkan paper bag berisi kemeja untuk Luki, tepat ke mukanya. Lalu, pergi dengan berlari. Setelah keluar dari apartemen Luki, dan masuk ke dalam lift, barulah air matanya keluar dan dia menangis sesenggukan. “Sialan kalian berdua…” diiringi tangisan pilu meraung-raung. Dia memutuskan untuk berjalan kaki saja, ditemani angin malam yang menusuk kulit. Lalu, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Tidak ada peringatan rintik-rintik dulu. Langsung besar, seolah merasakan duka hati Kirana. Yang lebih menyedihkan, baik Luki maupun Sherina, tak ada yang menyusulnya. Sepertinya, mereka melanjutkan acara pengkhianatan itu! “Sialan kalian!” teriaknya seperti orang gila. Andai ada yang melihatnya, mungkin disangka ODGJ. Teriak-teriak dengan penampilan basah kuyup, baju kotor karena cipratan, muka kusut karena pengkhianatan dan rambut pendek yang lepek karena basah. Saat sedang galau begini, terdengar kembali suara deru motor yang suaranya keras. Dan kembali menciprati untuk yang kedua kalinya. “Sialan kamu! Kesini kalau berani!” raungnya, karena sedang emosi dia jadi menjadi-jadi memaki orang. Apalagi, dia hafal plat nomor motor itu milik orang yang sama yang menciprati pertama tadi. Ini kesempatan untuk balas dendam, pikirnya. Mumpung sedang marah dan kacau. Dia akan melampiaskan kemarahannya kepada pemuda menyebalkan ini! Kirana berdiri dengan bertolak pinggang menatap motor yang melaju di depannya. Tak disangka, pemuda itu kali ini balik lagi. Dia sama kuyupnya, karena tidak memakai jas hujan. Membuka, helm dan bertanya. “Kak maaf ya saya salah sudah nyipratin kakak,” ucapnya dengan sopan. Mata Kirana membola, seolah melihat pangeran turun dari langit. Muda, tampan, bahkan lebih tampan dari aktor Drama Korea favoritnya. Badan yang tegap, dan suaranya halus namun berwibawa. Ah sial, sepertinya otaknya konslet gara-gara melihat adegan panas perselingkuhan kekasih dan sahabatnya! “Kak saya akan tanggung jawab, bagaimana kalau saya anter pulang aja? Soalnya sudah malam dan hujan semakin deras,” lanjut pemuda setampan pangeran kayangan itu. Tangannya mengusap wajah yang basah, membuatnya semakin tampan memesona. Glek glek, fokus Kirana malah ke bibir seksi pria itu yang bergerak-gerak saat bicara. “Iya antar saya pulang!” ketus Kirana. Pemuda itu mengangguk, memakai helm kembali, dan naik motor. Kirana, naik di belakangnya. “Pegangan Kak, supaya nggak jatuh. Soalnya saya akan kenceng ngendarainya,” ujar pemuda itu. “Ah modus kamu aja bocah!” dengan ketus Kirana berkata, tapi tak urung memeluknya dengan kepala menyandar di punggung pemuda itu. “Sial…”

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook