Setelah mengunjungi Raizen di rumah sakit, Briana akhirnya kembali ke apartemennya sendiri. Dia akhirnya bisa bernapas lega dan menghempaskan tubuhnya ke kasur besar yang ada di sana. Wanita itu bergumam kepada dirinya sendiri, "Ya ampun. Minggu ini benar-benar membuat seluruh tubuhku remuk. Malam ini aku harus kembali bertemu dengan pria tua itu." Keheningan mendatangi kamar Briana. Dia menatap melamun langit-langit kamar. Adegan di rumah sakit sebelumnya bermain di benaknya. Dia tidak menyangka kalau Triana Gunandar adalah wanita dingin yang menakutkan. Dengan wajah dan penampilan yang sangat anggun dan memesona, siapa yang menduga kalau aura seperti iblis terpancar dari tubuhnya? Dia meraih ponsel di dekatnya, lalu menggulir daftar kontak di telepon. "Apakah aku harus minta nasiha