Raizen menggelap dingin menakutkan mendengar ucapan Triana yang sok berkuasa. “Triana, jaga sikapmu. Kita belum ada hubungan resmi apapun. Aku tidak bisa membiarkan rahasia perusahaan bocor begitu saja meskipun kamu adalah calon istriku. Paham?” “Hah! Raizen, tidakkah kamu keterlaluan? Apakah aku orang asing bagimu?” balas Triana tidak terima, kening bertaut kencang. Briana tidak nyaman dengan pertengkaran pasangan tersebut. Dia tersenyum kikuk, lalu berkata pelan sangat hati-hati. “Mungkin sebaiknya saya menunggu di luar saja. Jika sudah memutuskan bagaimana, maka saya akan segera kembali ke ruangan. Silakan habiskan waktu kalian sebanyak mungkin.” Triana meliriknya dingin, ada aura tidak suka dan bermusuhan yang terpancar dari tubuhnya. “Tentu saja. Raizen adalah calon suamiku. Untuk