Bab 8 Godaan Nakal Raizen

1484 Kata
Briana Aldamar melangkah percaya diri memasuki gedung megah Grup Sinclair. Tepat satu bulan setelah dia berbicara dengan ayahnya secara langsung, akhirnya dia kembali juga ke gedung itu untuk membicarakan bisnis dengan Raizen Sinclair sebagai calon mitra bisnis baru. Dia melenggang sangat anggun dengan gaun hitam profesional. Nyaris tidak ada yang mengenalinya sebagai Briana si Cupu. Kecuali! “Briana?! Benarkah itu kamu?!” teriak Liara kegirangan dan sangat terkejut ketika melihatnya di lobi. Briana tersenyum ramah. “Sepertinya kamu semakin santai saja setelah aku pergi, ya? Pak Darmawan pasti akan bertambah sakit kepala menghadapimu,” balas Briana jenaka. Liara memeluk akrab sebelah lengannya, berkata manja, “Tanpamu, suasana kantor jadi sedikit kurang bersemangat. Tapi, aku senang kamu mendapat jabatan lebih bagus di tempat lain. Apakah kamu akan segera menemui Tuan Sinclair hari ini?” Walaupun tidak bekerja di tempat yang sama lagi, mereka berdua masih tetap menjalin komunikasi satu sama lain. “Benar. Aku akan menemuinya dulu, baru setelah itu kita makan siang bersama. Bagaimana?” Briana menunjukkan proposal yang sedang dibawanya. “Hore! Aku mau makan enak hari ini! Pokoknya yang paling mahal! Temanku sudah naik level! Harus dirayakan besar-besaran, bukan?!” Briana merasa terhibur melihat kelucuannya, ketegangannya yang ingin bertemu Raizen setelah sekian lama perlahan berkurang. *** Briana mendorong pintu ruang pertemuan mewah, melihat seorang pria tampan dan sedingin es sedang duduk di ujung meja panjang, sibuk membaca setumpuk dokumen. Briana sesaat terpana dengan pemandangan indah tersebut. Pria berjas mahal terlihat sangat tenang dan ekspresinya sulit dibaca. Dia seperti patung es yang sangat indah dan memukau. Sebuah mahakarya yang tidak ada bandingannya. Setiap lekuk wajah dan tubuhnya seperti dipahat dengan sempurna oleh Tuhan. Jantung Briana berdetak kencang luar biasa. Tidak yakin karena dia gugup atau karena pesona dan kharisma pria dingin itu. Yah, dia benar-benar sangat tampan berkali-kali lipat dibandingkan Gael yang mirip cumi-cumi jelek itu. “Ehem. Permisi, Tuan Sinclair? Boleh saya masuk?” sapa Briana malu-malu. Raizen menaikkan pandangan, mata tajam dan dinginnya menelusuri Briana yang sedang berdiri di depan pintu. Briana merasa ada yang aneh dengan tatapannya yang berubah lebih gelap dan dalam. Tapi, dia segera menyingkirkannya dari pikirannya. “Maaf karena bersikap lancang. Saya sudah mengetuk pintu, tapi Anda sepertinya terlalu fokus dengan pekerjaan. Apakah saya mengganggu?” Raizen mengamati gaya berpakaian Briana yang sangat berbeda. Wajahnya juga sudah dirias lebih cantik dan profesional dibandingkan ketika mereka makan malam bersama. Jadi, ini adalah penampilan profesionalnya yang sesungguhnya? “Tidak. Kamu tidak mengganggu. Bukankah kita sudah membuat janji? Aku memang menunggumu di sini. Silakan masuk,” balas Raizen dengan senyum dingin yang memikat. Aduh! Jantung Briana berdetak semakin kencang, rasanya sudah mau melompat keluar! Apakah ada yang salah dengan jantungnya? Ataukah dia masih belum bisa terbiasa menghadapi pria yang memiliki julukan sebagai Iblis bertangan dingin itu? “Terima kasih sudah mau meluangkan waktu Anda, Tuan Sinclair.” Keduanya saling berjabat tangan, Briana mengerutkan kening aneh karena merasa jabat tangan Raizen terlalu kuat dan agak lama. Sebelum dia mengomentarinya, Raizen sudah melepasnya, tersenyum lebar sambil berkata anggun. “Silakan duduk, Nona Aldamar. Lama tidak berjumpa. Tidak menyangka Anda akan resign dari perusahaan ini. Apakah bonus dari saya kurang?” Briana merasa canggung. Nona Aldamar? Bukankah dia biasanya memanggilnya dengan sebutan Nona Briana? Aneh sekali karena sebutan yang berbeda tiba-tiba bisa membuat dua orang menjadi berjarak dan asing. Entah kenapa, Briana tidak suka Raizen menjaga jarak darinya. Tapi, apa haknya untuk protes? “Maaf karena pengunduran diri saya membuat Anda merasa tersinggung. Tapi, saya sudah menjelaskan alasannya kepada COO Albert.” “Bukan karena masalah skandal itu, kan? Aku sudah membereskannya. Tidak ada yang akan mengetahui kalau itu adalah kamu,” potong Raizen santai. Briana terkejut, lalu menggeleng cepat. “Bukan karena itu, Tuan Sinclair.” Raizen duduk bersandar malas, mengamati dengan tatapan main-main dan tidak serius. “Kalau begitu, Gael Hartono? Kalian belum bercerai? Kenapa tidak meminta bantuanku?” Briana merasakan hawa dingin menggigitnya dari dalam. Dia tidak menyangka kalau masalah pribadinya akan diungkit dalam pertemuan bisnis penting. Kenapa dia merasa kalau Raizen tidak serius menghadapinya? Apakah dia berpikir dia tidak layak sebagai mitra bisnis baru? “Terima kasih banyak atas perhatian Tuan Sinclair. Saya sudah mengatakan kalau tidak akan menyusahkan Anda lagi. Masalah pribadi saya akan saya selesaikan secepat yang saya bisa.” Raizen mengomentarinya dengan nada sedikit dingin, “Jadi, benar? Kalian belum bercerai rupanya?” Briana merasa salah lihat. Dia mengerjapkan mata sekali. Baru saja, tatapan pria itu tiba-tiba sangat dingin dan gelap. Seolah-olah kecewa oleh sesuatu. Apakah dia kurang tidur semalam gara-gara terlalu gugup, makanya mulai berhalusinasi? “Ehem. Bolehkah kita memulai membahas proposal saya, Tuan Sinclair? Saya yakin waktu berharga Anda tidak layak dihabiskan untuk membicarakan masalah pribadi saya yang tidak penting.” Raizen terdiam menatapnya lama. Wajah dingin dan tampan itu membuat Briana tiba-tiba tidak nyaman. Jantungnya kembali berdetak kencang, kedua telapak tangannya mulai berkeringat luar biasa. Belum pernah dia menghadapi seseorang saat bekerja separah ini. Apakah karena itu adalah Raizen Sinclair yang sangat ditakuti oleh seluruh pebisnis ibukota? Raizen tersenyum lebih lebar, lalu mengangguk mengiyakan. “Baik. Silakan memulainya.” Briana merasa lega. Dia mulai menjelaskan isi proposal yang telah dia persiapkan sesempurna mungkin. Tapi, baru saja beberapa menit berbicara, dia merasa kalau Raizen tidak menunjukkan minat dan keseriusan dengan materi yang dipresentasikan. Kenapa dia merasa kalau dia lebih tertarik mengamati wajahnya? Merasa canggung dan agak salah tingkah, Briana memegang sebelah pipinya. “Maaf, apakah ada yang salah dengan wajah saya?” Raizen tersenyum menawan. Briana yakin kalau para wanita yang melihatnya pasti akan langsung buta karena terpana dibuatnya. Kenapa ada makhluk yang begitu tampan di dunia ini? Astaga! Penilaiannya terhadap Gael sungguh buruk! Dia mengira kalau pria itulah yang paling tampan di alam semesta, ternyata hanya cumi-cumi jelek yang terdampar di tepi laut! Mungkin, kebetulan saja Briana tidak melihat yang lain, makanya menilainya luar biasa. Briana merasa ingin menenggelamkan wajahnya ke tanah karena merasa sangat malu dengan dirinya yang dulu terlalu tergila-gila karena cinta! “Aku bertanya-tanya, apakah selama ini kamu menahan diri?” “Ma-maaf? Apa maksud Tuan Sinclair?” Raizen memperbaiki duduknya. “Kamu terlihat lebih menarik sekarang dibandingkan saat memakai kacamata culun dan berpakaian sederhana. Tapi, penampilan lamamu sebenarnya tidak begitu buruk. Aku suka keduanya.” Pipi Briana memerah tanpa sadar. “Terima kasih atas pujiannya. Saya merasa tersanjung.” Raizen mendengus geli dengan sikap tenangnya yang sedingin es, “Jadi, benar kalau seorang wanita berpisah dari suaminya, dia akan mengalami perubahan luar biasa? Aku bersyukur kamu tidak mengubah warna rambutmu. Warnanya sudah sangat cocok denganmu. Aku suka.” Kata ‘suka’ yang selalu keluar dari mulut Raizen terdengar tidak biasa sejak tadi. Tapi, Briana mengabaikan hal itu dan mengira dia terlalu banyak berpikir. “Apakah kita akan terus membahas masalah pribadi saya, Tuan Sinclair?” tanyanya gelisah. “Pernikahan bisa menjadi pengalaman yang menarik dalam banyak hal. Menurutmu, apa yang telah kamu pelajari dari pernikahanmu dengan Gael Hartono? Apakah dia memberikan sumbangsih besar terhadap perubahan karirmu?” Briana merasa arah pembicaraan mereka sudah melenceng jauh. Darahnya mendidih. Dia setuju bertemu sebetulnya untuk apa? “Tuan Sinclair, saya merasa kita di sini untuk membicarakan bisnis.” “Benar juga. Kalau begitu lanjutkan. Ceritakan kelebihanmu dan proposal itu,” balasnya santai, bersandar malas mengamatinya dengan tajam, tapi penuh teka-teki. Baru beberapa menit berlalu, Raizen menggodanya lagi. “Kira-kira, apakah dia merindukanmu? Maksudku, Gael Hartono. Suamimu. Kalian sudah tidak tinggal bersama, bukan? Apa kamu merindukannya?” Briana menghela napas lelah, berkata profesional “Apa maksud Anda dengan terus mengungkit pernikahan saya? Anda tertarik dengan aib musuh Anda, ataukah dengan saya? Tuan Sinclair, saya tidak ada niat untuk mendekati Anda. Satu-satunya yang ada di daftar keinginan terakhir saya adalah berurusan dengan seorang pria. Jika Anda tidak mempercayai saya, mungkin saya bisa pamit lebih awal.” Raizen tersenyum misterius. “Jangan salah paham. Aku hanya ingin memastikan kamu tidak goyah dalam pekerjaan ini. Ingat alasanmu untuk resign?” Briana membeku dingin, lalu tersenyum muram. “Maaf, saya keterlaluan.” Sebuah ketukan terdengar di pintu. “Maaf, apa aku mengganggu? Boleh aku masuk sebentar? Aku mampir untuk membawakan bekal untukmu, Raizen,” kata seorang wanita yang sangat cantik dan anggun dalam balutan gaun kuning cerah. Raizen melirik sekilas Briana dengan cahaya dingin aneh melintas di matanya. “Masuklah. Dia adalah Briana Aldamar, mitra bisnis baruku. Nona Aldamar, perkenalkan, dia adalah Triana Gunandar, calon istriku.” Briana merasa pipinya memanas! Aduh, malunya! Kenapa tadi dia berkata aneh-aneh?! Triana melenggang masuk, menyapa Briana sebentar, lalu keluar usai memberikan bekal makan siang untuk Raizen dengan sangat mesra. Briana sampai salah tingkah sendirian! “Ehem. Saya akan lebih profesional lagi mulai sekarang. Maaf karena membuat Anda merasa tidak nyaman.” Raizen tertawa kecil, seperti sedang mengejeknya. “Salah paham itu biasa. Tidak apa-apa. Tolong lanjutkan presentasinya.” Briana mengangguk menahan rasa canggung dan mulai menjelaskan kembali. Diam-diam, hati Briana kacau luar biasa. Raizen Sinclair ternyata lumayan playboy dan licik juga rupanya! Sialan! Dia harus lebih waspada di masa depan!!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN