Gara-gara bermimpi tentang kematian Danira, Gael Hartono bangun dengan suasana hati yang sangat buruk. Dia tidak pernah membayangkan akan mendapatkan mimpi seperti itu tentang teman masa kecilnya. Gael mengerutkan kening melihat ponselnya yang kini telah retak di permukaan. Entah apa yang terjadi selama dia tertidur sehingga ponselnya jatuh dan tidak bisa digunakan sama sekali. Matanya melirik ke arah jam dinding yang telah menunjukkan pukul 7 pagi lewat. "Berengsek! Apa yang terjadi tadi malam? Kenapa aku tidur tidak tenang seperti biasa?" gumamnya pada diri sendiri. Wajah tampannya meringis gelap dengan perasaan masih tidak nyaman di hatinya. Ketika dia keluar untuk meminta ponsel baru dari butler yang melayani mansion utama keluarga Hartono, keningnya bertaut kencang dalam kebingun