Dua Puluh Dua

1657 Kata

Bibir Bella memucat, matanya tampak cekung. Anggita segera membawa Bella ke rumah sakit. Raiz yang sudah menunggu di depan rumah sakit pun segera menyambutnya dengan berlari, mendorong brangkar yang sudah diisi oleh Bella menuju instalasi gawat darurat. Bella masih tersadar, dia masih bisa menjawab beberapa pertanyaan. Namun seharian ini dia sangat susah untuk makan. Raiz segera mengecek Bella, mengambil darahnya dan juga mengecek perut Bella. Anggita tak mau salah ambil keputusan, karenanya dia segera menelepon Calvin. Saat ini Calvin berada di ruang meeting, dia melihat ponsel pribadinya. Tak biasanya Anggita meneleponnya di jam kerja seperti ini tanpa mengirim pesan terlebih dahulu. Jantungnya berdegup kencang. Dia selalu khawatir jika mendapat panggilan masuk dari Anggita. Dia pu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN