Setelah izin tidak berangkat kerja selama tiga hari, hari ini kulihat Dila berangkat pagi-pagi. Dia tampak memakai kacamata, dan kurasa benda itu sengaja dia pakai untuk menyamarkan mata bengkaknya. Ngomong-ngomong, apa dia masih marah padaku? Hari itu ketika aku mengejarnya di rumah sakit, aku kehilangan jejak. Entah, aku juga tidak tahu kenapa dia bisa pergi secepat itu. Hari itu juga aslinya aku ingin meluruskan kesalahpahaman di antara kami berdua. Aku yakin Dila pasti melihatku bersama Putri. Dia tidak mungkin tiba-tiba bersikap acuh tak acuh tanpa alasan yang jelas. Bahkan tepisan kuat tangannya pun masih terasa sampai sekarang. “Dila!” mataku seketika memicing ketika mendengar suara Farhan. Sedari tadi aku sedang berdiri di dekat jendela ruangan, sementara kulihat Dila du
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari