Sampai agak malam aku belum juga bisa tidur. Aku terus kepikiran reaksi Dila yang langsung pergi begitu tanganku tanpa sadar mengusap kepalanya. Aku juga tidak tahu kenapa tadi aku mendadak reflek melakukan itu. Itu benar-benar diluar kendaliku, tahu-tahu tanganku tergerak begitu saja. Aku menghela napas panjang, kuulangi setidaknya ada sampai tujuh kali. Aku meraih d**a kiriku yang mendadak berdetak lebih cepat. Aku tidak tahu pasti perasaan apa ini, tetapi yang pasti ini membuatku gelisah. Kuraih ponsel di sisi bantal, lalu kulihat foto Dila di profil w******p-nya. Dia sudah mengganti foto, kali ini fotonya tampak sedang tertawa sampai matanya terpejam. Itu jelas foto candid, terlihat natural sekali tawanya. Sebenarnya, kalau aku boleh jujur, aku menyukai Dila. Sebentar, jangan b