Peran yang di berikan padaku

1590 Kata
Hei-hei-hei! Apa yang kau katakan pada mereka, Pak Tua Bern? Sebenarnya dari mana omong kosong semacam itu muncul? Bagaimana kau bisa berpikir bahwa aku adalah seorang Messiah? Kau ingin penduduk desa melihatku seperti apa? “Tuan Tamu adalah seorang Messiah? Sosok sepenting itu telah muncul di desa kita… ah… sepertinya jerih payah kita dalam berdoa telah tersampaikan,” ucap Torn. “Aku awalnya juga berpikir demikian, aku sudah mengira bahwa Ichigaya, tidak! Eishi-sama adalah seorang utusan Tuhan yang bepergian untuk menolong orang-orang yang memanjatkan doa pada-Nya,” sahut Rya. “Identitasnya begitu mulia hingga kita harus merahasiakannya, jika ada orang lain yang mendengar tentang hal ini, pasti akan terjadi kegemparan.” “Oy Tuan Bern, berhentilah mengarang-ngarang sesuatu seperti itu, aku sama sekali bukan orang yang di utus oleh tuhan untuk membereskan masalah yang terjadi pada manusia. Aku pun hanya manusia biasa yang sama halnya dengan kalian, aku juga bisa terlibat dalam masalah kapan saja. Bukan sebagai seorang Messiah, jika ada orang lain yang kesulitan, jika aku bisa menolong mereka maka akan kubantu. Manusia itu adalah makhluk yang lemah, untuk saling menguatkan, tolong menolong adalah sesuatu yang wajar.” Jika di bandingkan dengan para Dewa yang pernah ku temui sebelumnya, kita para manusia tidak lebih dari sekedar segelintir debu yang akan berterbangan hanya dengan sedikit tiupan saja. Lagipula di dunia ini kalian menyembah tuhan yang mana? Apa kalian yakin berdoa padanya? Saat ini mungkin dia… sama halnya dengan Dewa Oldodeus dan juga Dewa Gradiolus, dia mungkin tidak akan mempedulikan nasib dunia ini. “Jadi… kalian tidak usah melihatku dengan cara pandang yang tidak biasa, aku tidak pernah bicara pada tuhan dan aku tidak pernah mendapat bisikan apapun darinya. Aku hanya seorang manusia biasa… yang tidak tahan melihat manusia lainnya berada dalam kesusahan. Itulah diriku.” “Lagian Tuan Bern, darimana kau mendapatkan kesimpulan semacam itu? Kau membuat yang lainnya salah paham, kan,” sambungku dengan nada yang sedikit kesal padanya. “Dengar ini Nak Eishi, kau itu adalah seorang pemuda yang hanya lahir satu kali dalam seribu tahun, bakatmu itu bukanlah sebuah bakat biasa, itu hampir seperti kau memegang sebuah mukjizat di tanganmu. Kau pikir seberapa banyak orang yang menginginkan hal itu? Pasti banyak, dari sekian banyak orang apa kau bisa menyadari niat mereka, mustahil, bukan? Alasanku menyebutmu sebagai seorang Messiah tidak lain hanya untuk membuat para penduduk desa menyadari betapa tingginya derajatmu itu, dengan begitu… saat kau meminta mereka merahasiakan kemampuanmu, mereka tidak akan berpikir dua kali karena rasa hormat mereka terhadapmu.” “Tuan Bern, apakah seorang bangsawan atau keluarga kerajaan dihormati begitu saja karena derajat mereka yang berbeda? Kehormatan bukan sesuatu yang di dapat melalui tinggi status sosial kita, tapi kehormatan di dapatkan dari apa yang telah kita perbuat. Jika kita ingin di hormati maka lakukanlah kebaikan sebanyak mungkin.” “Semuanya… biar ku katakan sekali lagi agar lebih jelas, aku bukanlah seorang Messiah ataupun orang yang di utus oleh Tuhan. Jadi kalian tidak perlu memperlakukanku begitu tinggi, aku tidak ingin rasa hormat kalian, aku hanya ingin kalian berjanji satu hal. Jika aku menyembuhkan penduduk desa ini maka aku ingin kalian merahasiakannya, tidak boleh kabar ini sampai menyebar keluar desa, hanya itu, jika kalian bisa melakukan hal yang sama dengan Tuan Bern untuk merahasiakan tentang ini, aku akan sangat tertolong,” ucapku pada yang lainnya. “Tuan Eishi… kami berdua berjanji padamu, kami akan merahasiakan hal ini, kami bersumpah, sama halnya seperti menjaga desa ini, kami akan menyimpan rahasia ini tetap berada di dalam desa.” “Seperti yang telah Lyod katakan, aku pun bersumpah padamu, Tuan Eishi.” Untuk saat ini aku hanya harus yakin pada janji mereka, akupun tidak ingin hal ini sampai tersebar dan memancing orang lain yang memiliki niat buruk, kuharap mereka menepati sumpah mereka. “Tuan Lyod, apakah wanita paruh baya ini adalah ibu anda?” “Tuan Eishi tidak perlu terlalu formal, cukup panggil aku Lyod.” “Dan panggil saya Torn,” celetup Torn. “Wanita paruh baya yang sedang terbaring itu benar adalah ibuku, Eishi.” “Kalau begitu aku harus meminta ijinmu, aku ingin menusukkan sebuah jarum pada jari ibumu untuk mengambil sedikit darahnya, apa kau tidak keberatan dengan itu?” “Jika itu bisa menyembuhkannya maka… aku sama sekali tidak keberatan dengan itu, tapi… bisakah aku yang melakukannya? Eh… itu… bukan berarti aku tidak mempercayaimu atau apa, hanya saja… meskipun saat ini ibu tidak sadarkan diri, aku tidak tega membiarkannya merasa kesakitan walah hanya tertusuk jarum. Jadi… itu… aku ingin membuat rasanya jadi tidak begitu sakit.” Aku menepuk bahu Lyod, aku mengerti apa yang dia pikirkan. Aku begitu senang dia sampai sebegitu sayangnya pada ibunya, aku yakin… ibu Lyod adalah seorang ibu yang baik. “Lakukan dengan perlahan, aku hanya membutuhkan sedikit darahnya,” ucapku tersenyum sambil menyerahkan Bros milik Tuare kepada Lyod. “Setelah satu tetes darahnya keluar, kau gosokkan sobekan kertas ini ke darahnya, kau mengerti?” Lyod mengangguk dengan wajah yang sangat serius, Lyod segera duduk dan mendekati ibunya, tangan Lyod perlahan meraih tangan ibunya. Lyod terlihat tersentak saat tangannya menyentuh tangan ibunya, mungkin dia merasakan panas tubuh ibunya yang sangat tidak wajar. Jujur saja… saat aku demam tinggi, panasnya tidak pernah terasa sepanas orang yang terjangkit wabah aneh ini. “Eishi, aku telah selesai melakukannya. Apakah ini cukup?” ucap Lyod sambil menyerahkan sobekan kertas dengan noda darah diatasnya. “Ya! Itu cukup, terimakasih. Dan bisakah kau melakukan hal yang sama pada Paman yang terbaring disana?” “Baiklah, akan kulakukan!” “Nak Eishi, sama halnya seperti Rya, bukankah kau bisa langsung menyembuhkan orang-orang ini dengan Potion buatanmu? Kenapa kau harus mengambil darah mereka dan membiarkan mereka tetap tergeletak kesakitan seperti ini?” tanya Tuan Bern padaku. “Seperti yang anda bilang Tuan Bern, Potion yang saya buat memiliki efek yang sangat kuat hingga dapat memurnikan berbagai penyakit yang di derita oleh manusia. Jika saya memurnikan penyakit mereka sekarang, saya tidak akan mengerti penyakit apa yang menjangkiti mereka, jadi sebelum saya mulai memurnikan mereka, saya ingin melakukan beberapa penelitian mengenai wabah ini.” “Jika sesuatu seperti ini terus terjadi tanpa kita tahu apa penyebabnya, ini akan lebih banyak merugikan orang lain.” “Apakah kau bisa melakukannya? Tentang menyelidiki sebab dari penyakit ini?” ujar Tuan Bern. “Saya akan mencobanya!” Saat ini aku memegang sebuah kertas dengan noda darah di atasnya, dan apa yang kupegan saat ini adalah sebuah benda mati, jika apa yang aku pikirkan itu benar, maka seharusnya aku bisa menganalisanya dengan skill ku. “Perfect Calculation!” Bagus, mulai terlihat angka-angka dan huruf yang menunjukkan material dari benda yang kupegang saat ini. Darah golongan A yang tercampur dengan bakteri yang berasal dari bangkai monster? Apa maksudnya ini? “Eishi… aku juga sudah mengambil darah milik paman ini, maukah kau melihatnya?” Bagaimana dengan yang satu ini? Apakah dia juga mengalami hal yang serupa dengan ibu Lyod? Darah AB yang tercampur dengan bakteri yang juga berasal dari bangkai monster? Jadi paman itu juga mengalami hal yang serupa, jadi bisa disimpulkan bahwa penyebab dari wabah penyakit yang menjangkiti desa adalah bakteri yang berasal dari bangkai monster ini. “Tuan Bern, anda bisa langsung memberikan sisa Potion buatan kita kemarin pada mereka, sisanya saya akan buat.” “Kau langsung mau menyembuhkan mereka? Bukankah sebelumnya kau ingin meneliti wabah yang menjangkiti mereka?” “Mungkin… aku sudah mengerti dengan penyebabnya!” Dan begitulah Tuan Bern mulai meminumkan High Potion yang telah ku buat pada orang-orang yang terjangkit, semua yang melihat begitu terpesona dengan cara kerja potion itu, seperti melihat cahaya pemurnian dari seorang dewi, cahaya yang menyilaukan itu membangunkan para korban satu persatu. Saat aku membuat Potion yang setara dengan mukjizat itu semua orang terbelanga, mereka mulai mengerti kenapa kebenaran itu harus di rahasiakan dari orang lain. Mereka melihatku seperti melihat segunung emas. “Tidak kusangka, High Potion yang seperti lagenda itu dapat dibuat oleh seorang pemuda. Bakat Eishi memanglah bukan main, sebuah bakat yang memang pantas di katakan sebagai bakat yang muncul sekali dalam seribu tahun,” ujar Lyod. “Tuan Eishi, kami benar-benar berterimakasih karena anda telah menyelamatkan nyawa kami. Jika anda tidak datang ke desa ini… mungkin saja kami…” “Saya senang dapat membatu Nyonya dan yang lainnya,” ucapku. “Kalian sudah melihatnya sendiri bukan? Nak Eishi adalah seorang pembuat Potion yang tingkatannya sangat tinggi, Potion yang dia buat mampu menyelamatkan nyawa seseorang, kalian pikir seberapa mahal harga untuk nyawa seseorang? Sekotak emas saja mungkin tidak akan pernah setara, akan ada banyak orang yang mengincar keuntungan dari Nak Eishi jika mereka tau tentang ini, untuk orang yang telah menyelamatkan nyawa kita semua, apa sikap yang pantas untuk kita tunjukkan padanya?” “Kami mengerti Tuan Bern, kami pasti merahasiakan tentang hal ini. Tidak akan ada orang luar yang tau mengenai Tuan Eishi yang mampu membuat High Potion lagenda itu, inilah sikap yang pantas kita tunjukkan padanya,” sahut Torn. Semua orang mengangguk dan tersenyum ke arahku, sepertinya aku bisa mempercayai mereka. “Tapi jika Eishi mampu melakukan hal yang menakjubkan seperti ini, bahkan jika dirinya tetap di sebut sebagai seorang Messiah, aku akan tetap percaya, karena orang yang mampu membuat keajaiban semacam itu… pastilah orang yang di berkati oleh tuhan,” kata Lyod. Aku tidak tau Tuhan atau Dewa apa yang mereka yakini di dunia Khartapanca ini, mungkin aku bukanlah orang yang diberkati oleh Dewa mereka, tapi aku sendiri tidak menyangkal bahwa memang kemampuanku yang saat ini adalah berkat dari seorang Dewa, Dewa Garileon… Terimakasih banyak, berkatmu aku bisa membuat orang disekelilingku tersenyum. Dan kini aku mulai menyadari… peranku… bukanlah sebagai karakter sampingan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN