Bukankah setelah aku mengatakan ‘Hide’ Senjata yang aku pegang akan menghilang dan sebuah tatto berwarna akan muncul di tanganku? Senjataku memang hilang, tapi sebuah tatto sama sekali tidak muncul, apa mungkin ada yang salah dengan ini? Haruskah aku menanyakannya pada Dewa Gradiolus? Tidak! Aku tidak punya keberanian untuk berbicara dengannya.
Aku melihat sekelilingku, nampaknya mereka juga mencoba mengucapkan mantra yang telah diajarkan, mereka juga berhasil menyembunyikan senjata meraka dan tampaknya tatto berwarna muncul di tangan mereka. Lalu kenapa milikku tidak muncul?
Seharusnya aku memiliki sebuah tatto berwarna ungu terukir di tanganku, tapi aku sama sekali tidak melihatnya, apa ini? Apakah ini bagus atau buruk? Setidaknya jika aku tidak memiliki sebuah tanda di tanganku, para manusia yang terpanggil lainnya tidak akan berpikir bahwa aku adalah seorang Champion sama seperti mereka, harusnya ini memberikanku sebuah keuntungan.
Kalau begitu aku harus mencoba mengeluarkan senjataku kembali, kuharap ini akan berhasil.
“Summon Weapon!”
Gergaji dan palu yang sama tiba-tiba muncul dan langsung berada di genggamanku, si4l! Ini membuatku tersenyum kegirangan, nampaknya aku tidak memiliki masalah dengan kedua mantra tersebut, hanya saja... Aku tidak bisa memunculkan tatto ungu di tanganku.
Kurasa ini tidak masalah, karena saat para Champion lain memegang kembali senjata mereka, tatto berwarna di tangan mereka pun ikut menghilang, jadi selama aku memegang palu dan juga gergaji ini, akupun bisa bersikap layaknya seorang Champion, walaupun kelasku sebagai seorang Crafter.
“Haha... Bagus, bagus! Kalian para manusia belajar dengan sangat cepat, ya! Bagaimanapun juga kalian adalah makhluk yang memiliki sedikit kecerdasan, jadi aku tau kalau kalian bisa dengan cepat mengerti apa yang aku jelaskan.”
“Sekarang setelah kalian memegang kembali senjata kalian, genggamah senjata itu dengan erat, tutup mata kalian dan mulailah merasakan resonansi yang tercipta antara diri kalian dengan senjata yang telah memilih kalian.”
Huffft... Pejamkan mataku, dan rasakan resonansi yang tercipta antara palu dan gergaji ini dengan diriku.
Dalam pelajaran biologi, Sensei mengatakan kalau darah di dalam tubuh manusia itu mengalir setiap saat, tapi pada dasarnya kita tidak bisa merasakan bagaimana darah itu mengalir. Saat ini, saat kupejamkan mataku, aku merasakan sesuatu seperti air mengalir melalui kedua benda ini menuju ke dalam tubuhku, apakah akhirnya aku bisa merasakan energi? Kalau benar ini energi, maka aku sangat lega.
“Setelah kalian mampu mempelajari aliran energi dalam tubuh kalian, kalian akan mampu menguasai sebuah mantra baru, kalian bisa menyebutnya dengan Status. Sekarang buka mata kalian, dan ucapkan... Status!”
“Status!” ujarku perlahan.
Haha... Nampaknya aku benar-benar sudah mampu merasakan adanya aliran energi dalam tubuhku, ini terbukti dengan adanya benda seperti layar pemberitahuan muncul di depan kepalaku dengan tulisan dan garis-garis berwarna ungu. Mungkin para Champion dengan warna yang berbeda juga dapat melihat layar pemberitahuan ini sesuai dengan warna yang mereka miliki.
Seperti halnya nama mantra ini, kegunaannya adalah untuk memperlihatkan status yang dimiliki seorang Champion, di dalam layar yang tepat berada di hadapanku, terdapat tulisan yang berisikan namaku, Ichigaya Eishi, dan ada juga kelasku, Crafter. Saat ini kekuatanku hanya berada di level satu.
Sama halnya seperti bar status yang biasa kita lihat di dalam game, layar pemberitahuan ini tidaklah jauh beda. Disini juga terdapat Health Point atau HP dan juga Mana Point atau MP. Ada angka disamping HP dan juga MP, saat MP kosong maka seorang Champion tidak akan mampu mengeluarkan serangan magis, dan jika HP yanh kosong, maka seorang Champion akan mati. Begitulah aturan umumnya.
Saat aku melihat Champion lain, jelas-jelas mereka sedang bingung dengan apa yang saat ini ada di hadapan mereka, bagaimanapun juga aku yakin, dikehidupan mereka sebelumnya, mereka tidak pernah melihat hal-hal semacam ini. Sangat berbeda dengan diriku yang sudah familiar dengan istilah-istilah di dalam layar status ini. Harusnya ini menjadi hal yang menguntungkan untuk diriku, dengan ini aku bisa melihat samar-samar kemana arah tujuanku selanjutnya.
“Apa kalian sudah melihat sebuah benda seperti kertas yang berisikan sebuah tulisan sedang mengapung di hadapan wajah kalian? Itulah yang disebut dengan Status. Apa kalian familiar dengan huruf yang terukir disana?”
Ah! Setelah Dewa Gradiolus menyinggung soal tulisan aku baru sadar, tulisan itu bahkan sama sekali bukan huruf kanji jepang, tapi bagaimana aku bisa membacanya?
“Tidak bukan? Tapi kalian tetap bisa membacanya, itu adalah salah satu berkah yang diberikan oleh Dewa Oldodeus saat pertama kali kalian bertemu dengannya, beliau berbicara dalam satu bahasa, namun kalian manusia yang dipanggil dari belahan bumi yang berbeda tetap dapat mengerti apa yang beliau katakan. Itu karena kalian tidak sadar bahwa beliau sudah mengubah keterampilan bahasa kalian, apa yang kalian bicarakan mulai dari saat kalian bertemu dengan beliau, adalah bahasa Khartapanca, dan tulisan yang sedang kalian lihat saat ini, adalah huruf-huruf dari bahasa tersebut.”
Mustahil, aku merasa bahwa aku tetap berbicara menggunakan bahasa jepang. Tunggu dulu! Jika di ingat-ingat, Sinbad yang berasal dari timur tengah juga berbicara menentang Dewa Oldodeus menggunakan bahasa jepang, karena itulah aku dapat mengerti. Jadi... Sejak awal aku sudah bisa menggunakan bahasa Khartapanca? Bahasaku diganti tanpa sepengetahuanku, ini adalah ilmu pencucian otak yang sangat tinggi. Seorang dewa memang mampu melakukan segalanya.
“Penting untuk kalian ketahui, Champion yang lain tidak akan bisa melihat Bar Status kalian, jadi jangan khawatir kekuatan tempur kalian diketahui. Berbeda denganku... Saat ini bar status kalian terpampang sangat jelas. Dan teman kalian Nona Bathory, nampaknya dia sangat disayang oleh dewa yang memanggilnya. Dia mendapatkan gelar Daughter of Shadow.”
Gelar? Dimana Dewa Gradiolus itu membacanya? Selain nama dan juga kelas, dalam bar statusku tidak dicantumkan sebuah gelar. Lalu apa bedanya Champion dengan gelar dan tanpa gelar?
“Kalian pasti dapat melihat level kekuatan kalian juga dalam bar status, kan? Kalian yang tidak menemukan adanya sebuah gelar tercantum dalam bar status kalian, biasanya tidak memiliki kemampuan apapun untuk ditunjukkan, kemampuan yang kalian miliki biasanya akan muncul setelah level kalian bertambah, tapi aku tak tau harus butuh tambahan berapa level untuk mendapatkan sebuah kemampuan.”
Sudah sangat jelas, pengaturan yang diberikan oleh dewa untuk para Champion adalah pengaturan biasa yang biasanya digunakan di dalam game. Ada syarat pelevelan untuk mendapatkan sebuah skill. Mungkin satu-satunya orang yang mengerti penjelasan Dewa Gradiolus itu adalah aku.
“Kasusnya berbeda dengan Champion yang sudah memiliki gelar, umumnya mereka sudah bisa mengeluarkan sebuah kemampuan saat mereka menginjak level satu. Nah... Nona Bathory, coba kau lihat kemampuan apa yang dicantumkan dalam Bar Statusmu?”
“Astral body!” jawab Elizabeth Bathory.
“Bisakah kau menjelaskan kemampuan seperti apa itu? Penjelasannya akan keluar setelah kau menyentuh tulisan Astral Body.”
“Ayolah Nona Bathory, jangan ragu untuk menyentuh sebuah tulisan yang terpampang dihadapan wajahmu itu,” sambung Dewa Gradiolus.
Dengan ragu-ragu Bathory mengangkat tangannya untuk meraih bar statusnya sendiri, bagaimanapun orang akan ragu untuk menyentuh hal yang sama sekali tidak mereka kenali untuk pertama kalinya.
“Bagus Sekali Nona Bathory! Apa kau bisa membaca tulisan yang tercantum di kertas melayang itu?” kata Dewa Gradiolus.
Bathory, masih dengan tatapannya yang terlihat kosong dan wajah datarnya yang kurang berekspresi, tanpa mengangguk sekalipun dia langsung membacakan skillnya tanpa ragu.
“Astral Body - sebuah kemampuan yang membuat sang pengguna mampu mengubah bentuk tubuhnya menjadi sebuah bentuk kabut yang akan menyamarkan dirinya.”
Lalu aku melihat Bathory mengulurkan tangannya kedepan setelah membaca skill yang ia miliki, aku tak mengerti apa yang tengah ia pikirkan, tapi perlahan tangannya itu hilang dan menjadi sebuah kabut hitam, aku melihat mulutnya bergerak, nampaknya dia membisikkan sesuatu.
Melihat tangannya yang mulai menjadi kabut, Bathory itu akhirnya tersenyum. Ekspresi yang pertama kali kulihat dari wajah datarnya itu. Namun senyum yang ia tunjukkan, adalah senyum yang mengerikkan, bulu kudukku berdiri ketika aku melihatnya. Ada apa dengan perempuan ini?
Dewa Gradiolus memberikan tepuk tangan, tepuk tangannya itu menyadarkanku, aku sempat ketakutan karena senyum Bathory yang menyeramkan.
“Lihat ini! Kita mendapat seorang Champion yang berbakat, saat dia baru membaca kemampuan seperti apa yang dia miliki, dia secara langsung bisa menguasainya.”
Kemudian beberapa suara tembakan terdengar meledak berkali-kali, suara yang mengejutkan semua orang, suara yang membuat semua mata tertuju ke tempat dimana suara itu berasal.
Sungguh mengejutkan, Oda Nobunaga juga menguasai sebuah skill saat dirinya masih berada di Level 1, sama halnya dengan Bathory, Oda Nobunaga menjadi seorang Champion dengan gelar.
Sangat jelas saat dia selesai menembakkan senapannya, dia mengatakan sesuatu seperti Reload Ammo, kemudian sumbu di senapannya kembali terpasang dan senapannya sudah berisikan sebuah peluru, dengan ini aku mengerti bahwa Skill yang baru saja ia gunakan berfungsi untuk mengisi peluru senapannya hanya menggunakan sebuah mantra, skill yang sangat efektif untuk dia yang kelasnya adalah seorang Gunner.
“Wah wah... Bukan hanya Nona Bathory, tapi kita mendapatkan seorang Champion berbakat lainnya disana, itu seperti yang kalian lihat di dalam kertas gulungan kalian, jika ada kemampuan yang tertera di dalamnya kalian bisa belajar sesuai dengan isi tulisan tersebut, dan untuk mengaktifkannya, kalian hanya tinggal menyebutkan mantra dan membayangkan persis seperti penjelasan yang telah dijelaskan pada kertas gulungan, maka sihir kalian akan aktif. Tapi berhati-hatilah para Champion sekalian, menggunakan skill terlalu sering dapat mengurangi Mana Point kalian, itu adalah energi yang digunakan kalian untuk melepaskan sihir, kalian pasti bisa melihay jumlahnya di kertas gulungan itu, kan? Saat jumlahnya kosong, maka sihir kalian tidak akan muncul, dan jika itu terjadi di situasi yang genting, kalian... Mungkin akan mati.”
Benar-benar aturan yang sama seperti pengaturan di dalam game, bedanya adalah ini dijalankan secara Real Time tapi tidak menggunakan tubuh virtual. Sekalinya aku mati, maka itu akan benar-benar menjadi kematian yang sebenarnya.