Apa??? Aku...

1546 Kata

Sesaat kemudian terdengar suara sangat berisik dari sebuah alat seperti radio. Ningsih mengerutkan keningnya mendengar suara itu, ada sebuah ketakutan menjalari hatinya. Lalu bidan mengangguk-angguk lagi. "Alhamdulillah detak jantungnya masih ada ya, Bu?" ucap bidan terlihat lega. 'Detak jantung? Detak jantungnya siapa? Memangnya aku sudah mau mati?' Ningsih membatin. "Ditahan ya, Bu." Belum hilang keheranan Ningsih, bidan itu sudah berbicara lagi. Dia menekan pangkal perut Ningsih dengan sangat dalam sehingga Ningsih menggigit bibir sambil menahan napas. Bidan itu berbicara dengan rekannya yang sibuk mencatat, entah membicarakan tentang apa. Tidak lama kemudian, rekannya membawa sepaket peralatan infus. Ningsih memejamkan mata dan menggigit bibir kuat-kuat saat jarum infus menusuk pun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN