Dia Selalu Ada

1577 Kata

Bagas mendapati ponsel Ningsih yang telah pecah berserakan di lantai. Ia memungutinya dan mengisi ke dalam kantong plastik agar tidak tercecer. Sementara Pak Lik memeriksa seluruh pintu dan jendela di sekeliling rumah, juga memperbaiki atap yang bocor. "Anak itu, tidak bilang-bilang ada yang bocor di rumahnya," gerutu Pak Lik. Bagas hanya tersenyum mendengarnya. Sesaat kemudian, ponsel Pak Lik berdering. Ia memandangi ponselnya dengan kening berkerut dan seketika berubah mengeras. "Siapa, Pak Lik?" tanya Bagas. "Danu." Suara Pak Lik terdengar meninggi. Ia pasti marah besar pada pria itu, sudah cukup lama ia menahan diri untuk tidak memarahi Danu. "Biar aku yang angkat, Pak Lik," pinta Bagas. Pak Lik menatapnya dengan wajah gamang, lalu menyerahkan ponselnya. Ia khawatir darah tinggi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN