Bab 3. Deby kecewa

1212 Kata
Happy Reading. Alvaro sejak tadi hanya termenung di meja kerjanya. Sudah dari satu jam yang lalu pria itu berpikir untuk mencari wanita yang akan dia bawa menghadap sang kakek. Alvaro tidak mau memiliki hubungan dengan wanita manapun, tetapi kalau hanya untuk pura-pura, bukankah itu masih bisa? Ya, dia bisa membayar wanita untuk bisa menjadi kekasih sewaan atau bisa juga menjadi istri kontrak. "Asalkan tidak ada perjodohan sialan itu!" Alvaro sangat muak dengan perjodohan yang dilakukan oleh kakeknya. Karena Albian akan menjodohkannya dengan Hilda, teman kecil Alvaro yang juga merupakan sepupu jauhnya yang kini tinggal di luar negeri. Keduanya dulu tumbuh bersama dan tentu saja tidak akan bisa menjalin hubungan lebih intim apalagi pernikahan. Baginya, komitmen seperti itu bisa membuatnya tidak bebas. Apalagi Alvaro memiliki trauma yang mendalam dengan yang namanya pernikahan. Dia menikahi Emily dengan penuh cinta, keduanya saling mencintai dan bertahan selama 5 tahun dalam pernikahan. Alvaro begitu memujanya hingga memberikan apapun yang wanita itu mau. Bahkan saat Emily tidak ingin memiliki anak, Alvaro masih bisa bersabar dan bertahan, tetapi ternyata wanita itu tega mengkhianatinya. Cintanya Emily balas sedemikian rupa yang membuatnya sempat depresi selama hampir setahun. Alvaro tidak mau menjadi bodoh lagi hanya karena mahluk yang namanya wanita karena hal itu bisa membuatnya gila saat tahu bagaimana rasa sakit itu sudah di tancapkan ke dasar hatinya. "Tuan, bagaimana dengan meeting bersama tuan Michael?" tanya Andra. Asisten pribadi sekaligus sekretaris Alvaro. "Undur saja, aku sedang bingung mencari wanita yang mau bekerja sama denganku, wanita yang bisa aku bayar mahal untuk dijadikan istri dan juga tidak akan menaruh perasaan terhadapku, kau tahu di mana aku harus mencarinya?" tanya Alvaro menatap Andra dengan tatapan datar. Sang asisten mengerutkan kening, apakah tuannya itu sudah mulai frustasi lagi? Padahal selama ini dia selalu bersenang-senang dengan banyak wanita, lalu kenapa sekarang tuannya itu bingung untuk mencari wanita yang akan dibayar mahal hanya untuk menjadi istri kontraknya? "Kenapa Tuan tidak mencari salah satu dari wanita yang Tuan kencani setiap malam? Bukankah kebanyakan dari mereka hanya membutuhkan uang?" ujar Andra Ya, Andra tahu semuanya tentang Alvaro dan kehidupannya. Sejak perceraiannya dengan Emily, hanya Andra yang selalu setia berada di sisinya. Tentu saja Andra tahu dan melihat sendiri bagaimana terpuruknya pria itu. "Tidak, semua wanita itu kebanyakan sengaja menggodaku karena ingin menjadi wanitaku, aku begitu malas jika harus menghadapi para wanita seperti itu," jawab Alvaro. Pesona Alvaro memang luar biasa. Hingga banyak wanita yang berlomba-lomba ingin bisa bersama duda tampan dan kaya itu. "Tapi tuan, di mana lagi Anda mencari wanita yang tidak tertarik dengan Anda, tetapi membutuhkan uang?" tanya Andra membuat Alvaro tersenyum karena teringat sesuatu. "Aku tahu," Alvaro teringat seseorang. "Cari wanita bernama Deby, wanita yang semalam telah ku beli dengan harga satu miliar, hari ini juga harus ketemu!" *** Akhirnya hari itu juga Alvaro menyuruh semua anak buahnya untuk mencari Deby. Kenapa Alvaro memilih Deby? Karena hanya wanita itu yang berani meninggalkannya setelah semalaman melayani. Sangat berbeda dengan wanita-wanita lainnya, karena biasanya Alvaro sudah pasti yang akan meninggalkan mereka. Bisa dipastikan jika para wanita itu memang sengaja tidak pergi agar bisa menggodanya kembali. "Aku menemukannya, bos, dia berada di rumah sakit Pelita Husada, sepertinya dia sedang dalam kesusahan," ujar anak buah Andra. "Bagus, awasi dia dan aku akan segera melaporkan pada Tuan Alvaro," jawab Andra. Dalam waktu kurang lebih dua jam, Andra datang kembali ke ruang kerja Alvaro. "Tuan, saya sudah tahu di mana Deby berada," ujar pria itu. "Dimana dia?" "Dia berada di rumah sakit Pelita Husada, Tuan," jawab Andra menatap bosnya itu. "Ayo ke sana!" Alvaro berdiri dan berjalan keluar dari ruangan, di ikuti Andra dan beberapa anak buahnya. Andra sedikit menyunggingkan senyumnya karena merasa jika ini adalah suatu hal yang baik. Setelah Lima tahun, tuannya kini mendatangi wanita lagi. Ya ya *** Deby menatap kecewa ke arah dokter yang menangani penyakit kakaknya, matanya sudah berkaca-kaca dan sebentar lagi tumpah jika tidak Deby tahan. "Saya sudah memberikan uang yang di butuhkan untuk biaya operasi kakak saya Dok, tetapi kenapa Dokter masih menunda operasinya? Bukankah Dokter bilang jika kakak saya harus segera di operasi secepat mungkin agar nyawanya tertolong?" pecah sudah tangisan Deby saat mengetahui jika pihak rumah sakit belum tentu bisa mengoperasi Desy-kakak Deby. "Begini Deby, kalau operasi transplantasi ginjal itu harus ada yang mendonorkan ginjalnya terlebih dahulu, sedangkan semalam ada pasien yang lebih membutuhkan dan langsung membayar biayanya saat itu juga, jadi kamu harus sabar menunggu lagi, kami akan mencari donor ginjal secepatnya dan akan kami usahakan untuk kesembuhan kakakmu," jelas sang dokter. Namun, Deby sama sekali tidak peduli dengan penjelasan dokter itu, bukankah kemarin dokter tersebut mengatakan jika sudah memiliki ginjal pengganti untuk kakaknya. "Aku maunya sekarang, bukankah Dokter mengatakan jika memiliki ginjal tersebut? Kenapa sekarang jadi harus nunggu lagi?!" seru Deby menahan emosi yang bergemuruh di dadanya. Dia merasa di bohongi oleh pihak rumah sakit, padahal kenyataannya memang semalam sudah ada pasien yang terlebih dahulu di tangani. "Kami berjanji akan mencarikan donor ginjal secepatnya," hanya itu yang bisa dokter itu katakan. Karena memang membutuhkan waktu untuk mencari pendonor ginjal. Deby hanya pasrah meskipun sebenarnya hatinya ingin sekali marah. "Baiklah Dok, terima kasih atas penjelasannya," Deby memutuskan untuk keluar dari ruangan dokter itu dan berjalan gontai menuju ruangan kakaknya. Namun, Deby memutuskan untuk berhenti dan bersandar di dinding. Dia benar-benar sedih karena nasib kakaknya yang harus menunggu pendonor lagi padahal kondisinya sudah semakin kritis. "Aku harus sabar, pasti kakak akan secepatnya mendapatkan pendonor," gumam wanita itu. Deby mendengar ada sebuah keributan di luar rumah sakit, ada seorang pria berteriak dan memaki orang lain. Karena penasaran akhirnya Deby memutuskan untuk melihat apa yang terjadi. "Maaf Pak, tadi saya benar-benar nggak sengaja," Deby melihat seorang wanita memohon ampun pada seorang pria yang tangannya di perban. "Alah, alasan. Kamu sengaja menyenggol motorku kan?" "Enggak Pak, saya beneran nggak sengaja," wanita itu sudah menangis. Deby yang melihat hal itu menjadi tidak tega, sepertinya ada kesalahpahaman di antara kedua orang itu, atau mungkin salah satunya tidak terima dan membuatnya marah-marah. "Sekarang juga ikut aku, kamu harus bertanggung jawab dan mengganti motorku yang rusak!" "Ada apa ini? Maaf jangan membuat keributan di depan rumah sakit!" seru Deby membuat orang-orang itu menoleh. Meskipun banyak orang yang lewat dan melihat, tetapi sepertinya mereka memang tidak mau ikut campur dengan urusan keduanya. Namun, Deby merasa kasihan kepada wanita itu dan merasa tidak nyaman mendengar teriakkan sang pria. Apalagi sepertinya pria itu bukan orang baik-baik. "Ini Mbak, tadi saya tidak sengaja menyerempet motor bapak ini, saya sudah minta maaf dan membawanya ke rumah sakit, tetapi bapak ini masih nggak terima dan menyalahkan saya," ujar wanita itu berjalan cepat ke arah Deby seakan meminta perlindungan. "Heh, siapa kamu? Nggak usah ikut campur, ini urusan saya sama dia," tunjuk pria itu pada wanita yang bersembunyi di belakang Deby. "Bapak nggak boleh gitu donk, mbaknya kan udah minta maaf dan membawa Bapak ke rumah sakit untuk mengobati lukanya, seharusnya Bapak menerima dengan ikhlas dong, wong namanya juga musibah," ujar Deby Namun, sepertinya pria itu tidak terima dengan ucapan Deby, dia sekarang beralih marah kepadanya. Pria itu akan berjalan menarik lengan Deby sebelum sebuah suara menghentikannya. "Ada apa ini?" Deby langsung membalikkan tubuhnya ketika mendengar seseorang yang bicara dari arah belakangnya. Seorang pria gagah dengan sejuta pesonanya menatap mereka dengan tatapan datar, Deby langsung melototkan matanya ketika mengenali siapa orang itu. "Bukankah itu pria yang semalam?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN