“Hai!” Musa tersenyum simpul menatap wajah datar Moza. Gadis itu mengabaikan sapaan tak bermutu dari Musa. Hai hai nggak jelas dan nggak penting. Moza menyodorkan kotak makanan pesanan Musa. Jarak satu centi lagi hampir mengenai hidung mancung Musa. “Galak amat?” Musa tampak masih tak putus asa untuk bisa mencairkan hati Moza. “Nanti kalau galak-galak, aku bisa laporin ke manager kamu loh bahwa kurir MFC nggak sopan. Kamu bisa kena sanksi. Mau?.” “Bodo amat.” Moza tak peduli. “Beneran?” ancam Musa dengan seulas senyum. “Cepetan ambil! Jangan banyak tingkah. Kalau nggak mau, aku tarok di lantai, nih!” ancam Moza kesal. Musa terkekeh. “Widiii… Emosi.” “Kelamaan. Aku jatohin nih.” Moza melepaskan kotak itu begitu saja. “E e eeeh…” Musa spontan menangkap kotak itu sebelum be