Ya ampun, merusak suasana saja! Lagi pula mana ada mau cium kok permisi dulu. Lugu banget duda yang satu ini. "Kalau aku bilang tidak boleh, situ mau apa?" "Kok gitu?! Harusnya kamu jawab boleh dong!" "Siapa yang bilang harus?" Dia diam menatapku dengan muka merengut kesal. Kok ada ya duda yang imut dan keren kayak begini, bikin anak orang khilaf saja. Aku bergerak naik ke pangkuannya, menarik tengkuknya dan mulai mengecup bibirnya. Dia sempat terkejut dengan aksi nekadku, tapi sebentar kemudian dia menyambutnya dengan senyuman. Hanya kecupan kecil, kemudian berubah menjadi ciuman yang menuntut. Deru nafasnya yang panas seakan pelan pelan membakar wajahku. "Buka mulutmu!" Dia memang hanya berbisik lirih di telingaku, tapi suara paraunya membuat seluruh tubuhku meremang. B