“Adikku dua. Satu adikku yang wisuda bareng kamu, cuma beda fakultas dan satunya baru semester empat, keduanya lelaki,” balas Hendra senang. Setidaknya Kia jadi mulai mengerti latar belakang keluarganya sedikit demi sedikit. “Oh begitu, kirain ada yang perempuan biar aku bisa kenal,” sesal Kia. “Enggak usah kenal perempuan juga enggak apa-apa. Karena mereka adikku, nantinya jadi adikmu kan?” “Baguslah. Kali saja aku malah bisa naksir adiknya,” jawab Kia santai. “Kalau mereka menerima cintamu, mereka akan langsung aku sunat ulang,” kata Hendra geram, membuat Kia tertawa terbahak-bahak. “Hiiiy, A’a kakak yang kejam ya?” “Kejam lah kalau soal cinta. Beda kalau soal lain. Mereka adalah alasanku untuk berjuang. Aku kerja keras untuk kuliah mereka. Kalau untuk makan semua sudah cukup dari