13. Sebuah Kebetulan

1957 Kata

Elard mengusap wajah kuyunya. Sesekali menguap dan menggelengkan kepala demi mengusir kantuk yang menggelayut.  Melarikan pandangan pada penunjuk waktu yang melingkari pergelangan tangan kirinya, jarum jam masih menunjukkan pukul satu siang. Dia masih berada di rumah sakit untuk menemani sang Papa yang kini di jaga Iva.  Usai tertidur hanya beberapa jam. Iva memintanya untuk pulang, karena ada dia yang menjaga Anggoro. Tapi Elard menolak. Meski kondisi sang Papa sudah lebih baik, bahkan tadi sudah bisa makan dan meminum obat. Tapi tetap saja, Elard enggan untuk pulang ke apartemennya. Di depan cermin yang berada di atas wastafel. Elard memandangi wajahnya yang lelah. Membungkuk, lalu menyalakan keran, dan menampung air yang mengalir dengan kedua telapak tangannya. Sebelum kemudian memba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN