49. Terusir

2215 Kata

Elard berdecak, sebelum kemudian melemparkan ponselnya ke atas sofa hingga memantul. Beruntung, benda pipih tak berdosa yang menjadi pelampiasan kekesalannya itu tak sampai terlempar hingga membentur lantai. Sudah hampir empat kali Elard mencoba. Tapi teleponnya tak juga diangkat Dika. Saat memilih untuk menghubungi Dava, suara ponsel pria itu justru meraung di dalam apartemennya. Ya, si curut Dava lupa membawa ponselnya dan tertinggal di atas karpet ruang tv-nya. Kemana mereka? Meski Elard tau, si kembar tak akan berani membawa Anin ke tempat aneh dan berbuat macam-macam. Tapi tetap saja, gulungan resah itu menyumbat hatinya. Hingga membuat Elard merasa tak tenang dan kini uring-uringan. Berkacak pinggang dengan tangan kiri, mengingat tangan kanannya masih dalam keadaan cidera dan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN