Aska mengecup pipi Asifa yang masih tertidur di dalam dekapannya, di atas sofa. Pipi itu masih memerah. Karena kerja keras yang baru saja mereka lakukan. Aska menyingkirkan rambut dari wajah istrinya, dikecup lagi pipi Asifa. Aska memandang wajah cantik Asifa. Ia merasa begitu bodoh, karena sudah sempat mengabaikan pernikahan mereka. Hatinya yang bimbang, karena ia sendiri tidak peka akan perasaan cinta Asifa, yang ternyata untuk dirinya. Andai sejak awal ia tahu, Asifa mencintainya, tentu tidak akan serumit kemarin jalan hidup mereka. Tidak akan ada cerita, Asifa pingsan di pondok kebun, karena rasa cemburu yang menyiksa. Tidak akan ada perasaan tertekan juga di dalam hatinya, karena harus menyembunyikan perasaan cinta. Dan, Adam juga tidak harus sekecewa sekarang ini, karena Asifa semp
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari