EX MY BOSS - 5

1203 Kata
Kien tak mampu berkedip memandang wajah Ulia yang sedang melangkah mendekatinya. Dengan gaya s*****l Uli berlenggak lenggok bak model papan atas yang sedang memikat para penonton. Kien menelan ludah susah payah, tubuh Uli sudah berada di hadapannya. Dengan senyuman semanis gula jawa Uli berikan kepadanya. Tak mampu lagi menahan godaan sang istri tercinta, Kien menarik pinggang Ulia hingga tubuh keduanya saling menempel rapat. Tanpa kata Kien langsung menyambar bibir merah menggoda milik istrinya. Dilumatnya dengan lembut bibir yang telah menjadi candu baginya. Dihisapnya kuat hingga lenguhan Uli terlontar di sela ciuman mereka. Kien tak mampu lagi membendung rasa rindu pada sang istri tercinta. Dengan tergesa diangkatnya tubuh Uli dan dibopongnya menuju ranjang miliknya. Kembali Kien beradu ciuman dengan Ulia hingga napas keduanya tersengal. Tak hentinya Kien mencumbu Ulia hingga keduanya berusaha mencari kepuasan. Tiba-tiba Kien tergagap. Menegakkan punggungnya dan diusap wajahnya frustrasi. "Ternyata hanya mimpi, " gumamnya seorang diri. Kembali Kien menelungkupkan kepala diatas meja. Tertawa sumbang dengan kekonyolannya barusan. Bagaimana bisa dia bermimpi e****s dengan Ulia. Bahkan dia tadi tak sengaja tertidur di kursi balkon kamarnya. Gelas kopinya pun bahkan masih ada di atas meja. Kuatnya Kien menahan rindu hingga berbuah mimpi yang sempurna. Padahal tinggal tiga hari saja Kien akan berjumpa dengan Ulia. Tapi rasanya cobaan yang dia terima sungguh berat. Beginilah rasanya jatuh cinta. Selalu terbayang wajah kekasih hati tiap kali berjauhan. Kien terkekeh seorang diri. Menikmati semilirnya angin malam. Berada di rumah ini seorang diri kadang membuatnya kesepian. Tapi mau bagaimana lagi, inilah dunia Kien yang untuk sementara harus dia jalani. **** Keesokan paginya Kien melihat Maklong yang sedang berjalan bersisihan dengan Paklong di lobi kantor. Mereka berdua hingga detik ini masih dengan baik hati mendampingi Kien. Karena Kien sendiripin juga masih harus banyak belajar. Kien tidak ingin perusahaan keluarga yang sudah dirintis sejak nol akan hancur di tangannya. Oleh sebab itu Kien berusaha sekuat tenaga untuk bisa menerima kepercayaan yang telah keluarganya berikan. Setidaknya perusahaan harus bisa lebih maju dari sebelumnya. "Good morning Daniel ...! " sapa Maklong. "Morning." Kien pun menjawabnya. Selanjutnya ia mencium pipi maklong yang tak lain adalah kakak dari mamanya. "Eum ... Maklong, Daniel nak cakap sekejab boleh?" "Cakaplah!" "Daniel nak pergi indo." "Bukankah baru esok Daniel nak pigi Indo yang jemput Ulia?" "Iyalah, Maklong ... Daniel dah rindu sangat dekat Ulia." Paklong yang masih berdiri disamping Maklong tergelak. "Daniel ... Daniel ...." Paklong menepuk lengan Kien. "Pigi lah...! " ucap Paklong memberi izin. "Thank you so much Paklong ... Maklong .... " Setelah Kien berlalu meninggalkan mereka berdua, Paklong berucap,"Tak tahanlah Daniel yang LDR-an dekat wife-nya. " "Iyalah, Bang. Pengantin baru pun. Mana ada yang tahan berjauhan." Dan mereka berdua tergelak bersama. **** Lagi dan lagi Uli harus dibuat terkejut dengan kehadiran Kien yang tiba-tiba. Suaminya itu tanpa kabar berita tau-tau sudah berada di kantornya. Menjadi kerumunan penghuni kantor yang antusias dengan kehadirannya. Uli yang sedang menuruni anak tangga bersiap pulang kerja, berdiri mematung melihat suaminya yang sedang tertawa bersama rekan-rekannya. Hingga pada akhirnya Kien yang seolah menyadari kehadiran Ulia mengarahkan pandangan di undakan tangga melihat di mana keberadaan istrinya. " Sayang ... Kemarilah! " ucapan Kien membuat beberapa pasang mata menoleh megikuti arah pandang mantan bos mereka. Dan di sana ada Ulia Ariska yang sedang berdiri dengan tubuh menegang, muka merah karena malu menjadi pusat perhatian. Dengan ragu Uli melangkah mendekati mereka dengan diiringi tatapan penuh tanya. Hanya Ana dan Titik yang saling menjawil lengan masing-masing dan berkata lirih mirip sebuah bisikan, "Bahagianya yang bertemu suami tercinta." Kien mengulurkan tangannya menyambut kedatangan sang istri . Menarik tangan Uli begitu sudah mendekat padanya. "Ah, ya, kenalkan dialah istri saya." Ucapan Kien tak hanya membuat Uli terkejut, tetapi juga beberapa karyawan yang dulu pernah menjadi bawahannya. "Mister Kien tidak bercanda kan? Jadi ... Uli ini istri, Mister Kien?" tanya Edwin yang diiringi tatapan menunggu sebuah jawaban dari mulut Kien. Lelaki yang mendapat pertanyaan seperti itu dengan mantap mengagguk dan tersenyum. "Iya. Dia Ulia, istri saya. Maaf karena selama ini kami menyembunyikan status pernikahan ini. Bukan karena apa. Hanya saja demi menjaga yang terbaik dari yang paling baik. Kami tidak ingin status hubungan sebagai suami istri akan mengganggu pekerjaan. Jadi, ya, begitulah maaf karena saya baru memberitahukan hal ini sekarang." Uli yang merasa tak enak hati lebih memilih diam. Tak menyangka jika Kien mengumumkan pada semua tentang status mereka. Dan Uli semakin mengernyit heran, kenapa suaminya bisa ada disini. Bukankah jadwal Kien ke Indonesia baru dua hari lagi. Lalu ini kenapa, oh Uli paham. Dia dibohongi lagi. Uli benar- benar geram melihat tingkah suaminya ini. Uli tersentak kaget, beberapa rekannya selain memberikan ucapan selamat juga mereka banyak yang menggodanya. Mereka benar-benar mendapat surprise yang luar biasa. Tak menyangka jika Mister Kien yang selalu mereka puja sudah ada yang punya dan Ulia lah si pemilik jiwa raga seorang Daniel Kien Thanh. "Sayang, jom kita balik." Kien sudah menarik lembut lengan Ulia. Semua hal itu tak luput dari perhatian orang di sekeliling mereka. Ada yang senyum-senyum sendiri melihat kemesraan Uli dengan Kien. Ada juga yang mencebik iri melihat Uli diperlakukan seromantis itu oleh Kien. Uli sudah tidak mau lagi ambil pusing. Semua yang ada di hidupnya tidak ada lagi yang perlu dia rahasiakan lagi sekarang. **** "Abang!" "Hmm...." sahut Kien menyerupai sebuah deheman. "Bagaimana Abang bisa ada di sini lagi? Bukankah Abang mengatakan baru lusa akan pulang. Abang tipu saya lagi kan?" Kien tergelak mendengar kata yang dituduhkan Uli untuknya. Suara nyaring Kien bahkan memenuhi mobil. Saat ini mereka sedang perjalanan pulang dari kantor. "Abang dah rindu sangat dekat sayang. Tak tahan lama-lama pisah dengan sayang." "Heleh ... gombal." Kien kembali tergelak. Belum lagi melihat wajah lucu istrinya jika sedang merajuk seperti ini. Dari kantor tidak langsung menuju ke rumah, Kien mengajak Uli mampir membeli makanan serta beberapa camilan untuk teman-teman kos Uli. Malam ini Uli akan ke rumah kosnya dan sekaligus pamit pada pemilik kos jika dirinya tak akan lagi tinggal di sana. Sekalian Uli juga akan membereskan beberapa barang- barangnya yang tidak terlalu banyak. Barang pribadi Uli tak seberapa banyak, justru barang dagangannya yang selama ini memenuhi kamar kosnya. Dan Uli dengan sukarela telah menyerahkan semuanya pada salah satu penghuni kos. Turun dari mobil sang suami, Uli merogoh kantong tasnya. Mengambil kunci kamarnya. "Abang tunggu disini sebentar, ya. Lelaki dilarang masuk, " ucap Uli sambil mengambil alih kantong berisi makanan dari tangan suaminya. "Okay." Uli masuk ke dalam rumah kosnya dengan membawa beberapa kantong makanan. Sementara Kien, lelaki itu duduk di kursi teras menunggu Uli. Kedatangan Uli disambut hangat oleh teman-temannya. Apalagi Uli datang dengan membawa banyak makanan untuk mereka. Tentu saja mereka sangat senang. "Mbak Uli ini, ya, benar-benar beruntung. Sudah punya suami tampan, mapan, baik lagi. Suka bawain kita makanan, " celetuk Silvy sambil mencomot sepotong martabak yang tadi dibawa oleh Uli. "Pasti nanti kita akan merindukanmu," timpal Yanti lalu memeluk Uli. "Kalian jangan bersedih hati. Jika pulang Indonesia, aku usahakan untuk singgah kemari." "Loh, memang Mbak Uli mau pindah ke luar kota? Aku pikir Mbak Uli hanya akan pindah ke rumah suaminya," sahut Silvy lagi. Uli tersenyum. "Memang aku ikut suami pindah tapi bukan di luar kota. Melainkan ke.... " Ke mana?" tanya Yanti penasaran. "Malaysia." "Apa? Malaysia?" Uli mengagguk. "Jauh sekali. Kami pasti akan merindukanmu." Dan mereka berakhir dengan saling berpelukan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN