Inginnya, dia menahan diri untuk tidak terlalu cemburu apalagi sampai memarahi sang istri. Sayangnya, Kien tidaklah sesempurna itu menjadi seorang lelaki. Ada kalanya emosi itu dipicu karena rasa lelah tak hanya tubuhnya saja tapi juga pikiran. Hingga untuk dapat berpikir jernih dan positif susah dia lakukan. Yang ada hanya kecurigaan dan rasa tidak percaya akan apa yang dilakukan oleh pasangan di luar sana jika sedang tak bersamanya. Selain itu, sebuah konflik batin karena pertemuan dan pembicaraan dengan Rio beberapa hari lalu, adalah salah satu pemicu yang mematik api cemburu. Suami mana yang mau dengan sukarela menyerahkan wanita yang telah dia perjuangkan hingga di titik ini, akan dengan mudah diambil orang. Tidak akan pernah Kien mau mengalah ataupun harus kalah dari sesiapa pun itu