Lima

1269 Kata
“Qatar cukup bagus, salah satu negara terkaya di dunia yang memiliki pendapatan perkapita tertinggi. Bayangkan jika produk kita menembus pasar di sana, dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga Indonesia?” ujar Willi berapi-api, semalaman dia mempelajari tentang budaya Timur tengah juga kegiatan perekonomian. Willi menemukan bahwa negara itu memiliki pasar potensial yang diinginkan The R2 Company, karenanya dia menaruh harapan yang tinggi dan mengusulkan negara tersebut untuk membuka gerbang di negara Asia barat tersebut. Saat ini para direksi tengah berkumpul untuk membahas rencana perluasan pasar ke negara timur tengah, mereka ingin mencari cara memasukkan produk ke pasar di sana. “Kita sepertinya harus membuat produk baru dengan bahan yang premium dan jauh lebih baik, juga untuk menyesuaikan suhu di sana, yang jelas cukup berbeda dengan Indonesia,” imbuh Belva. Regan mengangguk mengerti. “Di sana banyak sekali ekspaktriat yang bahkan ikut membangun negara, terlebih pajaknya sangat minim, kita harus mempertimbangkan mereka untuk meluncurkan produk yang bisa menjangkau seluruh pasar,” ujar Willi. Memang bisa dibilang pria yang seusia dengan Renata itu cukup pintar, tidak salah jika Regan mempertahankannya. “Untuk mengecek semuanya, bagaimana kalau Belva ke negara itu dan mencatat hal penting yang harus dilaporkan?” tanya Regan. Hampir seluruh peserta rapat setuju. Belva mendengus namun dia tidak bisa menolak karena ini berhubungan dengan pekerjaan. “Saya akan menyelesaikan pekerjaan di sini dulu,” ucap Belva. “Silakan, minggu depan kamu bersiap ke sana ya, pergi dengan perencanaan matang dan gunakan waktu kamu,” ucap Regan. Belva mengangguk, dia harus mencari tahu lebih dalam tentang geografis negara itu, kebiasaan masyarakatnya dan lain sebagainya agar produk bisa beradaptasi di pasaran. Regan tersenyum melihat Belva yang langsung setuju saja dengan hal itu, sebenarnya dia telah membicarakan ini dengan Renata, istrinya. Renata berkata Belva terlalu banyak bekerja hingga tidak pernah mengambil jatah cuti dan liburan. Dia ingin Belva sedikit menikmati hidupnya, karenanya Regan yang memintanya ke luar, padahal bisa saja dia meminta Willi yang telah merencanakan hal itu sebelumnya. Regan yakin Willi akan mengerti dengan keputusan ini dengan mengirim Belva. Meeting selesai lebih cepat dari biasanya, Belva dan Willi kembali ke ruang masing-masing. Hampir jam makan siang, Belva berniat meminta Dhini memesan makanan karena lagi-lagi dia tidak bisa makan di luar. Belum sempat mengetik pesan, dia sudah melihat Dhini berdiri di depan mejanya dan meletakkan sebuah bungkusan. “Itu apa Dhin?” tanya Belva. “Salad buah dari Pak Zayn,” ucap Dhini. “Lho tadi dia ke sini?” tanya Belva. “Enggak, ada kurir yang mengantar di bawah, diambil langsung oleh OB kita,” ucap Dhini. “Oh, terima kasih,” jawab Belva singkat. Dhini pun pamit untuk makan siang bersama rekannya di kantin setelah menanyakan apakah Belva ingin dipesankan makanan? Belva merasa salad buah cukup untuk mengisi perutnya. Dia memang tidak ingin makan berat siang ini, dan Zayn seolah bisa menebak apa yang ada di benaknya. Ajaib sekali.   Belva menelepon Zayn, cukup lama barulah panggilan itu tersambung. “Sudah terima saladnya, aku masih di restorannya dan rasa saladnya sangat enak, aku teringat kamu lalu memesan satu porsi untuk kamu,” cerocos Zayn setelah panggilannya tersambung. “Aku baru sampai ruangan, aku mungkin akan sibuk belakangan ini, kamu enggak perlu kirim apapun lagi Zayn, terima kasih,” ucap Belva. “Uh dingin sekali, apakah kamu sedang berada di dalam kulkas?” goda Zayn. “Aku serius Zayn, aku harus menyiapkan materi dan bahan untuk pergi ke Qatar minggu depan, kami berencana memasarkan produk ke sana,” ucap Belva. “Qatar? Hmm ide bagus, kamu tahu salah satu adik dari ibu ku menikah dengan pemilik mall besar di sana, mungkin aku bisa membantumu menemuinya untuk mempermudah,” tutur Zayn. “Wah hebat sekali keluarga kamu, semuanya sukses,” ujar Belva terdengar sarkastik namun menyiratkan kegetiran. “Dan akan bertambah hebat jika seorang CTO bisa masuk ke keluarga kami,” ucap Zayn masih menggoda Belva. “Enggak lucu Zayn,” cebik Belva, terdengar suara Zayn yang terkekeh dari seberang sana. “Aku bisa bahasa arab, dan aku serius bisa membantu kamu,” ucap Zayn, “Aku juga ada rencana berkunjung ke tempat bibiku di sana, kita berangkat bersama bagaimana?” Belva tidak bisa menutupi senyumnya, mengapa Zayn sangat gencar seperti ini? Membuat dia tidak bisa menolak dan mungkin dia bisa memanfaatkan Zayn sedikit untuk memuluskan rencananya. “Oke, kita berangkat bersama,” ucap Belva. “Aku akan pesan tiket, hotel dan sebagainya, kamu hanya perlu duduk manis dan menyiapkan apa yang kamu perlukan.” “Sekali lagi terima kasih Zayn, tapi ingat jangan kirimi aku apa-apa lagi ya, atau aku akan menjadi bahan gosip di perusahaan,” ancam Belva sambil membuka bungkusan salad buah yang tampak menggiurkan itu. “Siap calon istri, aku lanjut meeting ya,” tutur Zayn membuat mata Belva membelalak, sungguh dia tak menyangka bahwa Zayn masih sempat berbicara panjang di tengah meetingnya. Seharusnya kan dia bilang dia sedang meeting dan hubungi lagi nanti? Belva benar-benar tidak habis pikir dengan pria tampan satu itu. Belva memutuskan panggilan setelah mengucap kata bye, dia duduk di kursi kerjanya dan membuka sendok plastik, siap menyantap salad buah yang masih dingin. Mencoba buah anggur di salad itu, perpaduan yogurt, s**u dan juga mayonaisenya sangat pas di saus saladnya. Belva melihat nama restoran di penutup kotak makanan itu, dia akan menghapalnya dan suatu waktu dia akan membelinya langsung, mungkin semakin segar, akan semakin enak rasanya. *** Zayn tidak malu meski dia sebenarnya pemilik perusahaan, namun dia menawarkan langsung produk smart systemnya seperti saat ini. Dia yakin jika dia yang turun tangan, banyak orang yang akan percaya seperti yang telah dia lakukan beberapa tahun belakangan ini, di negara lain pun dia seperti itu. Karenanya dia memiliki banyak sekali kolega, dia mampu menjaga hubungannya dengan para klien. “Anda punya anak buah, mengapa anda yang turun langsung menjadi sales?” tanya salah satu mitranya. Zayn sudah biasa mendengar hal ini, baginya bukan hal asing mendapat pertanyaan seperti itu. “Karena saya suka berinteraksi dengan orang baru, saya menyukai tantangan dan mengubahnya menjadi kesempatan yang berharga,” jawab Zayn dengan penuh percaya diri. Pria di hadapannya terkekeh, lalu menyesap kopinya, saat ini dia berada di restoran mewah tempatnya memesan salad untuk Belva tadi. “Saya sudah membicarakan ini dan penawaran kalian di setujui, hanya tinggal menunggu purchase order dari kami, saya sangat senang dengan orang yang berpikiran positif seperti anda sehingga saya bisa mempercayai sistem keamanan yang akan kami pakai nantinya,” ucapnya. Zayn tersenyum lebar, “saya juga sangat senang berbincang dan bekerja sama dengan perusahaan anda. Saya yakin pilihan anda tepat untuk memberikan kepercayaan bagi perusahaan saya.” “Baik, karena pembicaraan kita sudah selesai, sampai bertemu lagi nanti, saya undur diri karena masih ada pekerjaan lain yang menuntut untuk diselesaikan,” ucap pria itu sopan. Dia berdiri dan Zayn pun ikut berdiri, bahkan mengantar sampai depan pintu restoran. Setelah berjabat tangan, pria itu pun masuk ke mobil yang telah menunggunya sementara Zayn kembali ke dalam restoran. Meminta asistennya untuk menyiapkan bahan lain yang akan dia gunakan untuk pertemuan dengan klien lain setengah jam lagi. Zayn memang sangat gigih, tidak hanya pandai sehingga dia mampu mencetak banyak uang dengan kepintaran dan kerajinannya. Dia berharap kesuksesannya tidak hanya pada pekerjaan saja, karena dia bersungguh-sungguh dengan perasaannya kepada Belva. hanya Belva wanita yang dia inginkan menjadi istrinya. Dia yakin bersama Belva, hidupnya akan sempurna. Namun sebelum itu dia harus bisa menaklukan hati Belva. Zayn menyadari sejak awal bertemu Belva sepuluh tahun lalu, wanita itu telah membangun benteng kokoh dalam hatinya agar tidak mudah dimasuki sembarang orang. Setiap benteng pasti ada pintunya kan? Dan Zayn akan mencari cara membuka pintu itu bukan menghancurkan pertahannya. ***  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN