Belva masih merenung di depan jendela kamarnya. Sejak bangun tidur tadi dia sama sekali tidak mau makan atau minum sesuatu. Hingga Renata datang dan masuk ke kamarnya yang memang tidak terkunci. Tampak Belva duduk di sebuah sofa dengan memeluk kedua lututnya. Matanya sembab karena terlalu banyak menangis. Renata berjalan pelan menuju Belva, dia telah diberi tahu oleh Bunda Tere sebelumnya tentang kesakitan Belva. Selama ini memang Renata adalah teman terdekat Belva, sehingga Bunda Tere mempercayakan kepadanya. Belva bahkan tidak bergeming ketika Renata memanggil namanya, Renata yang sejak di perjalanan tadi sudah menangis itu tak kuasa menahan rasa sesak di dadanya, dia tidak pernah melihat Belva sehancur ini. Dia terus mendekat ke Belva, memegang kepala Belva dan meletakkan di perutny