Tiga Puluh

1404 Kata

Belva mengerjapkan matanya, kepalanya masih sedikit pusing akibat pingsan tadi, samar terlihat bayangan seorang pria yang memegangi tangannya sambil mengecupinya. “Kamu sudah bangun?” Suara lembut pria itu menyadarkan Belva bahwa orang tersebut adalah pria yang amat sangat dirindukannya. “Zayn?” panggil Belva memastikan. Mata Zayn tampak sedikit basah karena menangis, dia tersenyum dan mengangguk. Belva melihat tangannya yang masih diremas oleh Zayn itu. “Kamu kenapa enggak bilang ke aku kalau kamu mengandung, Sayang?” tanya Zayn dengan suara yang terdengar getir dan penuh penyesalan. “Karena kita enggak mungkin bisa bersatu lagi Zayn, biarlah aku yang merawatnya.” “Tapi itu anak kita berdua Belva, harusnya kamu memberi tahu aku,” ucap Zayn. “Enggak akan ada yang berubah meski

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN