"Letta memaafkan kamu bukan berarti Papa dan Mama ngasih izin kalian untuk pacaran dengan bebas. Papa juga tidak akan menyerahkan putri satu-satunya yang Papa miliki dengan mudah. Papa ingin pria yang menjaga Letta kelak adalah pria yang dewasa, mandiri, dan yang terpenting pria itu mampu memegang teguh agamanya," terang Bagas dengan serius. "Azka akan membuktikannya Pa!" jawab Azka dengan tegas dan penuh keyakinan. Selepas salat magrib Bagas memanggil Azka ke ruang kerjanya secara pribadi untuk berbicara serius. Bukan karena Bagas meragukan perasaan Azka pada Letta tapi karena Bagas ingin menegaskan pada Azka jika menikah itu tidak hanya perkara cinta dan seks semata melainkan banyak hal yang nantinya akan menguji ketetapan dan kekuatan cinta mereka. Urusan materi Bagas tidak pernah me