Hukuman

1022 Kata

Hesa memandangi gadisnya. Bibirnya melengkung sempurna berkat ulah Ita yang menyuruhnya pura-pura menjadi komisaris. Bahkan Ita sudah susah payah mencetak foto Bapak-bapak random dari google untuk dipasangkan ke jidat Hesa. Salah satu kelas menjadi saksi pelepas rindu sepasang kekasih ini. Jam sore membuat kampus lumayan sepi sehingga banyak kelas-kelas kosong yang bisa digunakan. Ita dan Hesa memanfaatkannya untuk latihan. "Jadi gimana?" ucap Ita. "Perfect! Penampilan mu selalu menarik," komentar Hesa. "Ih bukan itu! Public speaking aku gimana? Nggak berantakan kan?" "Enggak kok. Perfect." Kedua jempol Hesa melambung sebagai reward. "Coba kalau Tina yang di sini. Pasti kamu komentar panjang kali lebar. Iya kan?" "Hahaha. Nggak lah sayang. Aku serius. Nggak ada yang perlu ditakuti.

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN