kesalahan? ya benar kesalahan. kesalahan yang mendatangkan penyesalan bagiku hingga saat ini adalah, saat aku yang terbuai akan nama cinta.
Cinta? ah, cinta yang bodoh.
Kuserahkan tubuhku padanya. Kekasihku semasa SMA. cinta monyet pembawa petaka.
Aku yang merasakan gemuruh cinta di d**a, dan otakku yang sudah menggilainya. Menumbuhkan gelora serta debaran cinta. Kala itu kusangka itu cinta. Nyatanya aku salah. Ternyata itu adalah nafsu pembawa petaka.
Kusangka hidup berumah tangga itu mudah, indah dan bahagia. Apalagi, saat kita bisa menikmati biduk rumah tangga dengan orang tercinta. Nyatanya semua itu hanya mimpi. Angan kosong yang dicipta karena nafsu jiwa yang menggelora.
Setelah kami benar-benar menikah karena kesalahan yang sudah kami perbuat, bukan hanya aib bagi diri sendiri, tapi bahkan untuk kedua orang tua. Aku benar-benar merasakan pahitnya kehidupan rumah tangga. Saat aku yang harusnya masih bersenang-senang menikmati masa muda, semua itu harus hancur berganti air mata.
Kami yang masih sama-sama labil, harus berjalan bersama menjalani kerasnya kehidupan. Dan setelah itu, hanya air mata yang kurasakan.
Andaikan waktu bisa kuputar kembali, inginku kembali dan memperbaikinya seperti semula. Menjadi anak baik bagi orang tua dan berusaha menggapai cita. Sungguh sekarang hanya sesal dan air mata yang kurasa.