Blurbs. Revan Baskara, lelaki gagah berusia 28 tahun. Wajahnya tampan dengan rahang tegas dan tatapan matanya yang tajam. Ia adalah direktur dari perusahaan yang bergerak di bidang tekstil. Perusahaan yang sudah berdiri sejak enam puluh lima tahun lalu. Perusahaan warisan dari kakek buyutnya, dan terus menurun pada generasi selanjutnya. Nasib sial yang membuatnya terpaksa harus menikahi Hanum Swastika, 23 tahun. Yang mana, Hanum hanyalah seorang office girl yang bekerja di perusahannya. Kebenciannya terhadap Hanum benar-benar mengakar di hatinya, karena wanita itu yang telah membuatnya terpaksa menikah dan meninggalkan wanita yang dicintainya. Revan sadar dan tahu bahwa pernikahan itu terjadi bukan sepenuhnya kesalahan Hanum. Namun, kemarahannya yang membuatnya membenci wanita itu. Bahkan, label wanita murahan ia lekatkan sebagai panggilan pada wanita itu. Kebenciannya yang mengakar, membuatnya membenci setiap sikap dan perbuatan yang dilakukan Hanum. Ia malu mengakui semuanya, mengakui Hanum sebagai istrinya. Bagaimana mungkin ia mau memberitahu dunia, jika dirinya menikahi wanita yang hanya seorang OG di kantornya. Harga dirinya bisa menjadi taruhannya. Hanum sendiri, mencoba menjadi istri sekaligus menantu yang baik, meski kehadirannya tak pernah dihargai. Meskipun cacian sering ia terima dari mertua dan suaminya, ia tetap berusaha melakukan yang terbaik. Ia memberi perhatian dan ketulusan, dengan harapan suatu saat Revan akan memandang dirinya. Namun, impian itu tak pernah ia rasakan. Sekali lagi, mimpi tetaplah mimpi. Hingga akhirnya, ia terusir dari rumah itu dengan membawa duka dan harga diri yang sudah terkoyak. Mampukah Hanum bertahan dalam keterpurukannya? Bisakah ia menyembuhkan luka hati yang menggerogoti jiwanya? Akankah semua ujian berhasil ia lewati dan membawanya menuju perubahan jati diri yang lebih baik lagi?

Kabur dari rumah karena dijodohkan, membuat Alea bingung harus berbuat apa. Di tengah pelariannya, ia bertemu dengan Sean, bocah 3 tahun yang tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan "Mama". Di tambah tuduhan dari Azam -Papa Sean-, yang menyebutnya sebagai penculik. Alea merasa hidupnya benar-benar sial. Ia yang masih gadis harus menerima saat Sean memanggilnya dengan sebutan Mama. Sementara itu, ia harus melarikan diri dan bersembunyi dari sang Papah yang menjodohkannya dengan paksa, dengan seorang lelaki yang tidak dikenalnya. Bagaimana kelanjutan kisah Alea, Sean, dan Azam? Ikuti terus ceritanya, ya.

Kita sering mendengar sebuah ungkapan tentang “Jodoh itu cerminan diri”. Bahkan di dalam Al-Qur’an, kitab suci orang muslim dikatakan bahwa, lelaki yang baik akan mendapatkan wanita yang baik. Dan lelaki yang buruk akan mendapatkan wanita yang buruk. Lantas mengapa sewaktu Pak Bram datang melamar Kintan untuk Vian, di saat itu Kintan meminta waktu untuk beristiqharah terlebih dahulu. Dan jawabannya ia menerima Vian sebagai suaminya. Padahal seharusnya, jika dipikirkan kembali, jodoh yang terbaik dan harusnya cocok untuk Kintan adalah Ustadz Ghani. Lalu, mengapa Kintan yang Sholeha harus menikah dengan Vian yang bahkan attitudenya saja tak bagus, apalagi agamanya. Sholat tak mau, baca Qur’an tak bisa. Apakah ada yang salah dengan Kintan sehingga berjodoh dengan lelaki seperti Vian? Jawabannya tidak. Pada kenyataannya, semua bisa berubah. Selama masih ada umur dan kesempatan, setiap manusia pasti bisa berubah. Menjadi lebih baik ataupun buruk, semua pilihan ada pada setiap individu. Perubahan Vian juga terjadi, karena doa-doa tulus dari sang istri dan yang terpenting  adalah, ada Allah yang berperan sebagai pengendali hati. Allah yang maha membolak-balikkan hati manusia. Kemudian setelah cinta itu hadir dan bersemi, menumbuhkan rasa untuk pasangan halal mereka. Sehingga hadirlah cinta yang halal. Dan menikmati masa Pacaran Setelah Menikah.

Dimulai dari teman sekelas, lalu menjadi atasan dan bawahan, dan berujung pada status suami-istri. Menarik bukan? Tapi kehidupan kami tidak sesimpel itu. Banyak drama dan intrik yang kami lalui. Saat kami harus meluruskan kesalahpahaman yang terasa seperti benang-benang kusut, disitulah kami paham arti perasaan kami yang sesungguhnya. Kupikir awalnya pertemuan kami akan berakhir saat masih menjadi teman sekolah saja. Ternyata, takdir berkata lain. Bahkan, Tuhan sudah menjodohkan kami sejak sebelum kami terlahir.

melati mendapatkan tawaran pekerjaan dari bibinya yang tinggal di ibu kota untuk menjadi seorang babysitter. dia yang hanya lulusan SMA pun menerima tawaran tersebut, karena ingin membantu perekonomian orang tuanya dikampung. ternyata begitu sampai di ibu kota, yang melamar untuk menjadi pengasuh putra konglomerat itu ada banyak. dan mereka semua terlihat modern serta berpengalaman. bagaimana tidak? Dengan tawaran gaji yang bernilai fantastis, membuat banyak orang tertarik.. dari sekian banyak pelamar. ternyata davin, anak si tuan muda menyukai dirinya. mungkin karena naluri seorang anak kecil. Padahal Raja tidak begitu menyukainya karena penampilan kampungan melati. seperti apa drama kehidupan mereka. akankan raja yang angkuh itu terjerat cinta kepada melati? Mulai chapter 76, dilanjutkan dengan cerita Davin yang sudah dewasa. simak terus cerita kehidupan mereka. banyak kejutan-kejutan yang akan didapatkan para pembaca. selamat menikmati karyaku.

kesalahan? ya benar kesalahan. kesalahan yang mendatangkan penyesalan bagiku hingga saat ini adalah, saat aku yang terbuai akan nama cinta. Cinta? ah, cinta yang bodoh. Kuserahkan tubuhku padanya. Kekasihku semasa SMA. cinta monyet pembawa petaka. Aku yang merasakan gemuruh cinta di dada, dan otakku yang sudah menggilainya. Menumbuhkan gelora serta debaran cinta. Kala itu kusangka itu cinta. Nyatanya aku salah. Ternyata itu adalah nafsu pembawa petaka. Kusangka hidup berumah tangga itu mudah, indah dan bahagia. Apalagi, saat kita bisa menikmati biduk rumah tangga dengan orang tercinta. Nyatanya semua itu hanya mimpi. Angan kosong yang dicipta karena nafsu jiwa yang menggelora. Setelah kami benar-benar menikah karena kesalahan yang sudah kami perbuat, bukan hanya aib bagi diri sendiri, tapi bahkan untuk kedua orang tua. Aku benar-benar merasakan pahitnya kehidupan rumah tangga. Saat aku yang harusnya masih bersenang-senang menikmati masa muda, semua itu harus hancur berganti air mata. Kami yang masih sama-sama labil, harus berjalan bersama menjalani kerasnya kehidupan. Dan setelah itu, hanya air mata yang kurasakan. Andaikan waktu bisa kuputar kembali, inginku kembali dan memperbaikinya seperti semula. Menjadi anak baik bagi orang tua dan berusaha menggapai cita. Sungguh sekarang hanya sesal dan air mata yang kurasa.

Arfan samudra, atau biasa di Sapa Arfan. Adalah seorang lelaki biasa. Ia hidup tanpa kasih sayang orang tua. Hidup sebatang kara melawan kerasnya dunia. Dunia yang kejam tak membuatnya menjadi sosok pria yang kejam pula. Ia hidup dan bekerja menjadi kuli bangunan untuk menghidupi dua anak-anak terlantar yang tinggal bersamanya. Mereka adalah Ilham dan Fikri. kerasnya dunia kerja harus membuatnya bertahan demi sesuap nasi adik-adik seperjuangan. Hingga ia harus memilih antara mempertahankan harga diri dan tak mendapatkan sesuap nasi atau mengorbankan harga diri demi kehidupan anak jalanan yang tinggal bersamanya hingga suatu hari kecelakaan yang menimpanya membuat kehidupan Arfan berbalik 180 derajat. Betapa terkejutnya Arfan, saat terbangun dari kematian, ia justru terbangun dalam tubuh seorang pria kaya yang di segani. Ialah Hansel Abimana. Lelaki kaya yang berkuasa. Dan misi balas dendamnya untuk membalas perbuatan orang-orang yang telah berbuat keji padanya pun dimulai. baca terus keseruan kisahnya. jangan lupa tab ?

Namaku Almeera, saat itu usiaku baru menginjak enam belas tahun. Dan aku baru saja menduduki kelas Sepuluh Sekolah Menengah Atas. Hobi dan bakatku adalah olahraga tinju. Menjadi petinju adalah kesukaanku. yah, sebenarnya bukan karena murni keinginanku. Tapi karena sejak kecil, ayahku yang memang seorang mantan atlet tinju selalu mendidik dan mengarahkanku agar aku memilih jalan ini. Mau tak mau, aku jadi mengikuti dan menyukainya. Suatu hari, orang tuaku kebingungan karena aku tiba-tiba meminta izin untuk pindah sekolah di pesantren. Sebenarnya bukan tanpa alasan, tapi itu semua karena aku sedang menyukai seorang Ustadz tampan yang hari itu datang berkunjung ke sekolahku untuk mengisi tausiah dalam sebuah event keagamaan. Sstt, tapi ini rahasia kita ya. Aku yang masuk pesantren karena niat yang salah, akhirnya Allah menegurku. Allah mengingatkanku akan semua kesalahan yang telah kuperbuat. Hingga akhirnya, setelah semua problematika yang kuhadapi di pondok pesantren, Aku berhasil hijrah dan menjadi diriku yang lebih baik. Meluruskan niat yang awalnya salah. Dan ada satu hadiah spesial yang Allah berikan padaku. Apa itu? Tentu saja rahasia. Hihi.

Demi bakti seorang anak pada ibunya, Hafiza meminta izin pada suaminya agar di perbolehkan merawat ibunya yang sudah renta dan juga menderita demensia. Di antara lima bersaudara. Hanya Hafiza yang paling tulus dalam merawat ibunya. Enam puluh dua tahun usia ibunya. Bu Ani namanya. Penyakit demensia yang di deritanya, membuat Bu Ani banyak kehilangan memorinya, dan menjadikannya pikun. Dengan penuh perjuangan Hafiza mengurus ibu tercinta dengan ketulusan dalam hatinya. Cintanya yang begitu besar, membuang segala rasa lelah, jijik menghilang. Namun, mengasuh orang tua tidaklah semudah mengurus bayi. Terkadang rasa penat itu serasa mencekik. Di sela-sela kesibukannya mengurus anak dan suaminya, ternyata ibunya begitu rewel. Hati dan pikiran Hafiza di peras habis-habisan demi baktinya. kala lelah itu datang, Hafiza hanya bisa menangis dan beristighfar. Beruntungnya ia mendapatkan suami yang pengertian. Yang bisa membantunya melaksanakan baktinya pada ibu tercinta.

penyesalan terbesar dalam hidupku adalah ketidakpatuhanku padanya. Beliau wanita yang mulia. Dan dengan begitu bodohnya aku justru memilih Melani dari pada ibuku. Ya, ibuku, Wanita Muliaku itu memilihkan jodoh untukku. Namanya Salsabilla. Aku menolak calon dari ibu demi seorang wanita yang aku cintai. bahkan ku torehkan luka di hati lembutnya. Hingga akhirnya Allah menunjukkan kebodohanku karena salah pilihan. Namun semua terlambat. Ibu telah menjodohkan Salsabilla dengan Rafi, adikku. Dan terpancar dari matanya bayangan cinta yang besar untuk Salsabilla di tengah rasa sukaku yang baru saja hadir. Salsabilla. Aku harap bisa memutar waktu. dan engkau menjadi jodohku. JODOH PILIHAN IBU untukku. Fadil Bisma Nugraha.