“Sudah ingat siapa dia? Dia adalag adik kembarku satu-satunya. Apakah kamu tahu, betapa terpukulnya Mama dan Papa melihat putri tersayangnya tewas di tangan sosok perempuan yang sangat polos,” ujar Sacha, lelaki tidak henti menyudutkan Lia. “Tapi bukan aku pembunihnya Mas!” bantah Lia cepat. Ia sudah tidak tahan lagi dengan segala tuduhan yang Sacha berikan untuknya. “PEMBOHONG!” teriak Sacha, tepat di depan telinga Lia. Arzan yang berada di dekat Lia mencoba melindungi wanita itu dari pukulan kakak sepupunya. Arzan tidak menyangka, ternyata Sacha setega itu dengan istrinya sendiri. Padahal belum tentu pasti tewasnya Sasha adalah ulah Lia. Arzan tidak pernah percaya jika perempuan lugu itu berani melenyapkan nyawa seseorang. “Kak, hentikan!” perintah Arzan. “Diam lah Arzan! Sebai