Ancaman Damar

1105 Kata

Apalagi yang lebih epik daripada mendapati wajah Ayah yang masam saat Bunda melontarkan kalimat sarkasnya tepat di depan wajah Kapten Damar sehingga Ayah sama sekali tidak bisa berkutik. Berani Ayah membuka mulutnya untuk membela si Gundik yang mungkin belum makan dari tadi siang hingga sekarnag sampai anaknya menangis tidak berhenti-henti hingga membuatku pusing, tentu akan hancur wibawanya sebagai seorang family man. "Mas......." Ayah terpaku, berdiri dalam diamnya kebingungan hendak menuruti Bunda atau hendak melakukan perlawanan demi membawa gundiknya ke meja makan, hingga suara Putri memanggil Ayah dengan merengek. "Yang sopan kalau manggil majikan! Pembantu itu kalo manggil yang sopan. Mas, Mas, kamu pikir Bapakku Suamimu!" Ujarku ketus membuat semua orang di meja makan ini terpa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN