BAB 9

1460 Kata

Sepanjang perjalanan pulang Ajeng hanya diam, sambil menatap ke arah jendela. Ajeng kembali memikirkan sang ayah. Ia tidak ingin menjadi anak yang tidak berbakti terhadap orang tua, karena membiarkan ayah hidup sendiri. Keputusan yang ia ambil memanglah tepat, jika bukan dirinya siapa lagi. Karena dia adalah anak satu-satunya. "Kamu masih sedih," ucap Aru, karena terlihat jelas kesedihan pada wajah cantik itu. Setelah menangis entahlah aura kecantikkan Ajeng semakin terpancar. Mungkin orang memiliki pandangan tersendiri terhadap wanita cantik itu seperti apa. Ada yang mengatakan wanita cantik itu ketika tersenyum, ketika tertidur, atau ketika berbicara. Tapi menurut dirinya wanita terlihat cantik ketika sedang menangis. Kerena ekspresi yang di keluarkan benar-benar alami. Ajeng mengangg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN