Kening Deni berkerut saat mendengar kata telat meluncur dari bibir Lia, sementara Lia mengatupkan bibir. Memilih untuk membiarkan Deni memproses informasi yang baru saja ia bocorkan. “Telat seminggu?” “Iya, Kak.” “Haid kamu yang telat seminggu?” “Bukan. Transferan bulanan dari Kak Deni yang telat seminggu.” Deni mendengkus keras. Lia tergelak renyah. “Serius, Sayang,” rajuk Deni lagi. “ATM gaji aku kan kamu yang pegang, id dan password segala jenis banking juga kamu tau. Pasti bukan soal uang kan?” “Lia kan bercanda, Kak.” “Jadi apa yang telat?” tanya Deni lagi. Bukan otaknya tak cerdas, masalahnya ia takut salah menanggapi. Sudah keburu berharap taunya salah paham, kan tidak lucu. “Haid Lia sudah telat satu minggu, Kak,” ulang Lia. “Terakhir haid kapan?” “Semingguan sebelum nik