Keyra menjelaskan, "Bukan tidak suka uang om, tapi saya tidak ingin memiliki terlalu banyak hutang budi pada Om." Anggara hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Tetap saja keras kepala, ya." "Kalau yang ga keras itu tahu. Bukan kepala," ujar Keyra dengan mantap, merespons kata-kata Anggara. Jawaban itu membuat Anggara tersenyum. Setelah obrolan itu, suasana menjadi hening, dan tidak ada percakapan diantara keduanya. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Keyra berkata dalam hati, 'Aku harap bisa menjauh dari om seratus juta inu, karena aku takut diminta menjadi istrinya terus menerus. Itu menjengkelkan.' Sementara Anggara pun berkata dalam hatinya, 'aku harus terus tahu kabar tentang Keyra, meskipun Keyra tidak lagi bekerja di perusahaan. Aku akan membuat dia jatuh ci