Keyra, dengan nada kesal, membuang nafasnya kasar, lalu berkata, "Tidak bisa, om. Aku mager."
Anggara tidak mengerti. Ia merasa asing dengan kata yang diucapkan Keyra. dan dia bertanya, "Mager itu apa?"
Keyra menepuk jidatnya sendiri, lalu menjelaskan, "Mager itu malas gerak, om." Jawab Keyra.
Keyra pun kembali berkata, "Om tolong, jangan ganggu aku. Aku ga mau terlalu dekat sama om!" Keyra mengaku secara terang-terangan dan itu membuat Anggara memejamkan matanya.
Setelah mengatakan itu, panggilan telepon ditutup sepihak oleh Keyra. Dia mengubah ponselnya dari berdering menjadi mode silent.
Keyra pun berkata dengan kesal, "aku merasa sekarang aku dikejar om-om."
"Ya ampun malas sekali aku. Seandainya aku masih kuliah, mungkin aku bisa ketemu teman-temanku," ucap Keyra sambil memanyunkan bibirnya.
Di seberang telepon, Anggara menatap layar ponselnya dengan rasa frustasi. Dia tidak bisa memahami mengapa Keyra terus menolaknya.
Dengan nada yang penuh kekecewaan, Anggara berkata, "sepertinya aku kehabisan akal untuk mendekati Keyra."
Anggara tidak bisa menyembunyikan rasa kebingungannya tentang Keyra. "Padahal aku mau mengklarifikasi dan membersihkan nama baikku. Ah, sudahlah." Anggara bernafas frustasi, merasa semakin sulit untuk mendekati Keyra.
Anggara tiba-tiba memutar tubuhnya di kursi kerjanya seiring dengan ketukan di pintu, Anggara segera bertanya, "Siapa?"
Dari balik pintu, terdengar suara laki-laki, "Saya Adam, Tuan," ucap Adam.
Anggara mengizinkan Adam untuk masuk.
"Masuk!"
Pintu pun terbuka. Adam, membawa bingkisan makanan di satu tangannya, sementara tangan satunya lagi memegang nampan dengan piring lengkap dan perlengkapan makan.
Adam langsung menyajikan makanan di atas meja kerja Anggara.
Setelah selesai mengerjakan itu, Anggara pun berkata, "kamu boleh ke tempatmu lagi."
Adam pun mengangguk, "baik Tuan."
Setelah itu Adam berbalik dan berkata dalam hati, 'ga mau bilang makasih dulu nih Tuan."
Tapi sampai Adam membuka pintu pun ia tak mendengar kata terima kasih itu dari seorang Anggara Dwi Brata itu.
Sementara itu di rumah Keyra, Keyra merasa lapar, perutnya berdengung keroncongan. Dia memegangi perutnya lalu berkata, "Ah, rasanya aku sangat lapar. Lebih baik aku makan."
Keyra pun beranjak dari kursi yang sedari ia tempati, lalu ia berjalan ke arah dapur. Namun, sesampainya di dapur Keyra merasa bingung apa yang bisa dia makan. Dia teringat bahwa Adam juga kesiangan tadi pagi.
Keyra tak menemukan apapun di atas meja makan. Meja makan bersih tanpa ada apapun di sana.
Akhirnya, Keyra beralih ke lemari di dapur dan menemukan satu bungkus mie instan di sana.
Keyra berkata dengan lega dengan mata berbinar, "Ah, untungnya ada mie."
Keyra tak bisa memasak selain memasak mie instan. Keyra pun memulai proses memasak mie tersebut untuk mengatasi laparnya
Setelah Keyra selesai memasak mie instan, dia langsung bersiap untuk menikmatinya di atas meja makan. Tanpa ragu, Keyra menambahkan dua biji cabe ke dalam mie instan tersebut.
Keyra berkata dengan senyum, "Wow, siang-siang pulang begini memang sangat enak. Kamu makan mie instan dengan 2 cabe."
Keyra menatap mie instan yang telah dia buat, tanpa pikir panjang, ia pun menikmati hidangannya. Meskipun mie instan itu masih panas, Keyra kuat makan dan benar-benar menikmatinya.
Keyra melanjutkan dengan senyum di wajahnya, "Wow, aku sudah lama tidak makan mie instan. Ini sangat nikmat sekali." Dia merasa puas dengan pilihan makanannya yang sederhana, sambil tersenyum ketika menghabiskan mie instan tersebut.
Sore harinya, Adam tiba di depan pintu rumahnya dan saat ia akan membuka kunci rumah, ia kaget karena mendengar suara televisi yang menyala dari dalam rumah. Akhirnya dia mengurungkan niatnya.
Dia pun kembali memasukan kembali kunci rumah itu ke saku celananya dan bertanya pelan pada dirinya sendiri, "Ada orang di dalam?"
Dengan hati-hati, Adam mulai membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Dia berjalan menuju ruang tamu di mana suara televisi terdengar lebih jelas. Hingga akhirnya Adam melihat Keyra, adiknya tidur di sofa, dan Adam merasa lega sekali. Ternyata yang berada di dalam rumah adalah Keyra.
Adam menggelengkan kepalanya dengan senyum, lalu memilih untuk masuk ke kamarnya sebentar. Setelah itu, dia pergi ke dapur. Di dapur, Adam berbicara pada dirinya sendiri, "Sepertinya Keyra tidak kerja. Mana tadi pagi aku kesiangan juga, ga sempat masak. Pasti dia masak mie," pikirnya.
Adam membuka lemari di dapur dan ia melihat mie instan di sana, "benar bukan?" Ucapnya lagi sambil tersenyum.
Adam akhirnya membuka lemari kulkas dan melihat berbagai bahan makanan yang tersedia di sana.
Adam melihat di dalam kulkas itu ada bayam, jagung, tempe, dan telur. Saat itu, Adam langsung terbayang apa yang akan dimasak sore itu.
Adam mengambil semua bahan makanan itu dari dalam kulkas dan dengan cekatan adam memotong sayur bayam, membersihkan bawang merah, bawang putih lalu mengambil satu buah tomat dari dalam kulkas. Setelah itu Adam mencucinya di wastafel dengan air mengalir,jagung juga ikut dicuci olehnya.
Selesai mencuci sayuran, Adam mendidihkan segelas air untuk merebus tempe. Saat air sudah diletakan di atas kompor dan kompor dinyalakan, Adam memotong tempe dengan ketebalan yang diinginkan. Lalu setelah air itu mendidih, adam memasukan penyedap dan masukkan tempe kedalam air mendidih itu. Adam merebusnya dengan api kecil hingga airnya tersisa sedikit.
Sementara dua telur yang ia ambil dari dalam kulkas ia cuci dan ia kocok lepas untuk membuat telur dadar.
Sore itu Adam memasak sayur bening bayam ditambah jagung, tempe goreng dan telur dadar.
Meskipun Adam adalah seorang laki-laki, sejak ibunya meninggal sepuluh tahun yang lalu, Adam telah menjadi sangat terampil dalam mengerjakan semua pekerjaan rumah.
Adam bisa memasak, mencuci piring, mencuci, dan bahkan merapikan pakaian ke dalam lemari. Adam adalah sosok yang bertanggung jawab dalam segala hal yang berkaitan dengan pekerjaan rumah.
Adam yang sekarang sudah menjelang tiga puluh tahun tidak pernah menuntut Keyra untuk membantu pekerjaan rumah.
Sebenarnya Ia ingin Keyra fokus pada kuliahnya, tetapi situasi berubah ketika ayahnya meninggal. Keyra harus mengambil cuti dari kuliah, dan saat ini belum jelas kapan dia bisa kembali kuliah.
Dengan penuh cinta, Adam mulai memasak. Sambil memasak, dia berbicara pada dirinya sendiri, "Ini adalah saat-saat terakhirku di sini. Aku harus selalu membuat Keyra bahagia, dan sepertinya sudah waktunya aku mengajari Keyra pekerjaan rumah. Jadi, nanti saat aku tidak lagi tinggal di sini, Keyra tidak akan kesulitan."
Adam merasa penting untuk mempersiapkan Keyra agar lebih mandiri.
Beberapa saat kemudian di ruang televisi, Keyra tiba-tiba mengerjapkan matanya. Dia merasa sesuatu yang berbeda, dan melihat ke arah jam di dinding di ruang televisi. Jam sudah menunjukkan pukul lima.
Keyra mendudukkan tubuhnya dan merenggangkan otot-otot yang kaku. Dia mendengar suara dari dapur, dan senyum muncul di wajahnya. Keyra mengatakan, "Sepertinya Ka Adam sudah pulang."
Keyra mengambil ponselnya dan ia menyalakan notifikasi ponselnya agar berdering. Ia takut ada panggilan masuk yang penting.
Keyra berkata, "semoga om 100 juta itu tak menggangguku lagi."
Setelah itu Keyra meletakan kembali ponsel di atas meja lalu Dia berdiri dan berjalan ke arah dapur.
Keyra tersenyum lebar saat melihat Adam sibuk memasak. Dari atas panci, asap tipis terlihat mengambang dari sayur bening bayam dan jagung yang sedang dimasak, dan pandangan mata Keyra jatuh pada tempe goreng yang sedang ditiriskan.
Tanpa bisa menahan diri, Keyra mengambil satu potong tempe yang baru digoreng. Tindakan tersebut membuat Adam terkejut, dan dia berseru, "Key!"
Keyra hanya tersenyum dan melihat Adam. Kehadiran Keyra membuat suasana di dapur menjadi lebih hangat dan penuh kebahagiaan.
"Aku lapar kak," ucap Keyra manja. Keyra hanya bisa bersikap manja pada kakaknya.
"Iya nanti kita makan. Tadi pagi kakak ga sempat masak juga kan karena bangun kesiangan," ucap Adam. Keyra pun mengangguk.
"Oke, aku ke kamar mandi dulu," ucap Keyra. Adam pun mengangguk dan membiarkan Keyra pergi.
Lima menit berlalu, Adam telah selesai memasak semua makanan untuk dihidangkan diatas meja. Dengan hati-hati Adam menyajikan semuanya diatas meja. Baru saja ia meletakkan piring diatas meja, Adam mendengar dering telepon dari arah ruang televisi. Dering telepon yang ia tahu dari ponsel Keyra.
Karena terus berdering, akhirnya Adam memutuskan untuk ke ruang televisi. Di layar ponsel Keyra terlihat kontak Om 100 juta memanggil.