MITA POV “Lo mau makan dulu?” tanyaku kemudian. Tristan melepas rengkuhannya, lalu duduk di sampingku. Belum ia menjawab, seorang staf restoran datang menyapa. Tadi, ia juga yang menyapa Storm, sepertinya ia manager restoran ini. “Ada yang ingin kau nikmati, Tuan?” tanyanya pada Tristan. “Tidak, terima kasih. Aku hanya menjemput mereka berdua. Lain kali saja.” “Baik kalau begitu.” Begitu pria itu menjauh, aku menyodorkan dessert-ku untuk Tristan. Entahlah, rasanya aku kepingin makan nasi dengan telur dadar saja. “Ngga suka?” tanyanya. “Pengen nyambel. Makan nasi panas sama telur dadar. Nasinya minta Mama aja, gue belum nyolok soalnya.” “Dadarin gue ya?” tanyanya, lalu melahap makanan penutup tanpa ingat tabble maner. Ukurannya kecil sih, jadi muat dalam sekali suap. “Lo belum keny